Berita  

Petaka di Kawasan Industri Halmahera dan Hilangnya Nyawa Manusia

Kawasan Industri Halmahera
foto para korban ledakan smelter PT IWIP yang dilarikan ke Jakarta saat kejadian (Foto - Istimewa)

Weda, Semartara.News – Petaka di kawasan industri Halmahera, Desa Lelilef Sawai tiba-tiba gempar. Ledakan yang memicu kebakaran hebat terjadi pada Selasa (15/6/2021) pagi. Dugaan sementara, ledakan berasal dari salah satu smelter pemurnian nikel yang berada dalam kawasan PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP).

Jumlah korban belum dapat dipastikan. Kabarnya masih simpang siur hingga saat ini. Beberapa pihak menyebut, 15 orang terluka hebat setelah ledakan ini. Mereka kemudian dilarikan ke RSUD Chasan Boesoirie Ternate. Beberapa di antaranya merupakan Warga Negara Asing (WNA) berpaspor Tiongkok.

Dalam penelusuran semartara.news, ada beberapa WNA dan WNI yang langsung diterbangkan ke Jakarta dengan maskapai Sriwijaya Air. Hal ini terkonfirmasi dari tenaga kesehatan, yang tidak mau disebutkan identitasnya.

Menurutnya, mereka sengaja dirawat di salah satu rumah sakit di Jakarta karena membutuhkan penanganan yang lebih serius. “Mereka perlu dirawat lebih serius karena luka yang lebih parah,” paparnya.

Sumber semartara.news lainnya menyebut, dari sejumlah korban tersebut, ada WNA Cina yang sama sekali tidak bisa berbahasa Indonesia. Kecurigaanya, mereka sengaja diterbangkan ke Jakarta karena beberapa faktor yang sensitif.

“Jika dilihat, tenaga operator mesin tidak bisa berbahasa Indonesia, mungkin ini yang menjadi faktor awal kenapa ledakan itu terjadi, kemudian beban yang dimuat dalam smelter melebihi kapasitas,” ungkap sumber.

Persoalan ini tentu perlu mendapat perhatian. Suka atau tidak, PT IWIP yang merupakan perusahaan patungan dari tiga investor Tiongkok yaitu Tsingshan, Huayou, dan Zhenshi mendapatkan kucuran dana investasi yang tidak sedikit. Kawasan industri ini menelan total investasi mencapai US$ 10 miliar. Investasi ini yang realisasi dari perjanjian antara Eramet group (Perancis) dan Tsingshan.

Kawasan industri PT. Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) di Halmahera Tengah, Maluku Utara

Selain itu, PT IWIP juga menggandeng PT Aneka Tambang (ANTAM) di tahun 2018, untuk mengembangkan deposit bijih nikel dan Nickel Pig Iron smelter sebagai smelter pertama di dalam Kawasan Industri Weda Bay.

Pada saat peresmiannya, Menteri Perhubungan, Menteri Koordinator Bidang Ekonomi dan Maritim, Luhut Pandjaitan, sangat optimis bahwa kawasan industri ini akan menyerap lebih dari 30.000 tenaga kerja dalam waktu 5 tahun.

Meski terlihat cukup menjanjikan, tapi peristiwa ledakan smelter nikel ini perlu diusut lebih dalam. Terlebih ketika WNA yang berkolaborasi dengan pekerja lokal tidak memahami bahasa Indonesia.

Akademisi Muda Maluku Utara, Sukran Icksan ikut mengomentari peristiwa ini. Menurutnya, pemerintah harus mengevaluasi dan pelajari kembali mekanisme kerja PT. IWIP yang ada di Kabupaten Halmahera Tengah, sebelum insiden ini terulang kembali.

“Ledakan Smelter PT IWIP adalah potret kinerja perusahaan asing, saya curiga standar kerjanya tidak sesuai UU Keselamatan dan Kesehatan Kerja (KKK), ungkap alumnus Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada.

Kecurigaan Sukran sebenarnya cukup logis jika dilihat dari keterbatasan kemampuan komunikasi antara WNA dan pekerja lokal. Hal ini perlu diseriusi pemerintah dan semua pemangku kepentingan untuk lebih mengedepankan keselamatan kerja ketimbang investasi asing. “Investasi penting, tapi keselamatan pekerja Indonesia jauh lebih penting lagi,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan