Berita  

PDI Perjuangan dan Islam Miliki Sejarah Panjang

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto (kanan).

SEMARTARA – Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengaku prihatin karena masih ada yang mau menjauhkan PDI Perjuangan sebagai golongan nasional dengan golongan Islam.

Padahal jejak sejarah partai yang dikomadoi oleh Megawati Soekarnoputri ini dan Islam sangat panjang dan berjalan baik selama ini.

“Untuk mencounter hal itu, PDI Perjuangan merencanakan membukukan pidato dan pemikiran serta kebijakan Presiden Soekarno dan Presiden Megawati Soekarnopuri dalam bahasa Arab dan Inggris,” ujar Hasto sepertidilansir Gesuri.id, saat berdialog dengan ulama Betawi terkemuka KH Abdul Hayyie Na’im dan sejumlah ustad serta kiai di teras Masjid An-Nur, Cipete Utara, Jakarta Selatan.

Sementara Hasto didampingi sejumlah kader PDI Perjuangan antara lain Zuhairi Misrawi, KH. Zainal Arifin Na’im, Gembong Warsono dan Yuke Yurike. Dialog berlangsung secara santai lebih dari 2 jam.

Hasto menjelaskan, PDI Perjuangan menyiapkan tim khusus untuk meluruskan sejarah dan anggapan bahwa partai berlambang banteng ini jauh dari Islam dalam bentuk buku.

“Intinya, kami ingin meluruskan sejarah Bung Karno dan Islam. Termasuk sejarah Ibu Megawati dan Islam,” tambah Hasto.

Dalam dialog, Hasto menegaskan Nahdlatul Ulama (NU) dan PDI Perjuangan merupakan dua kekuatan besar yang memiliki sejarah panjang diharapkan selalu memiliki hubungan baik.

“Sebagai kekuatan Islam dan Nasionalis maka kuncinya silaturahmi sehingga bisa terbangun dan terjalin hubungan baik. Pada dasarnya warga Indonesia senang musyawarah,” kata Hasto.

Hasto pun bercerita sejarah panjang PDI Perjuangan dan NU sejak era Soekarno di masa perjuangan kemerdekaan hingga sejarah terkini saat PDIP di depan saat mengusulkan Hari Santri dan sebaliknya usul penetapan Pancasila 1 Juni dimana NU terdepan memperjuangkannya.

“PDI Perjuangan diajarkan untuk tidak melupakan sejarah dan bukan bermaksud takabur. Sejarah Hari Santri diperjuangkan saat kampanya pilpres 2014. Saat itu Wasekjen PDIP Ahmad Basarah mengusulkan kepada Pak Jokowi sebagai kesadaran sejarah atas peran Resolusi Jihad yang menggetarkan tentara Sekutu,” beber Hasto.

Diapun merasa terhormat bisa berdialog dan bertukar pikiran dengan kalangan Nahdliyin di DKI Jakarta. Menurutnya di desa-sesa warga Nahdliyin dan warga PDI Perjuangan menyatu.

Hasto pun menceritakan kedatangan tokoh senior dari NU Mbah Moen ke kediaman Megawati beberapa waktu lalu sebelum melaksanakan ibadah haji. Dimana dalam kesempatan itu, keduanya membahas banyak hal

Mengamini apa harapan Hasto, KH Abdul Hayyie Na’im pun mendoakan antara Islam dan PDI Perjuangan selalu terjalin hubungan baik. Serta pemerintahan Jokowi- Kiai Maruf Amin ke depan akan memberi manfaat besar bagi Bangsa dan Negara.

“Semoga Pak Jokowi dan Kiai Maruf Amin bisa memimpin dengan baik dan mari kita saling memperkuat silaturahmi,” kata Kiai Hayyie Na’im.

Tinggalkan Balasan