SPK Tangerang Kecam Kampanye di Rumah Ibadah

SEMARTARA, Kota Tangerang – Pilpres dan pileg memang masih beberapa bulan lagi, namun gegap gempita serta semaraknya sudah bisa dirasakan hari ini, dengan bermunculannya spanduk, reklame serta baliho para politisi yang bakal berkontestasi di 2019 nanti.

Namun, pesta rakyat yang seharusnya bisa dinikmati oleh setiap elemen masyarakat indonesia, sedikit tercoreng dengan adanya dugaan politisi yang memanfaatkan rumah ibadah untuk bersosialisasi dan melakukan kampanye.

Seharusnya, tujuan dari politik adalah untuk kemaslahatan serta kebaikan bersama bukan untuk kepentingan pribadi, apalagi sampai memanfaatkan rumah ibadah sebagai pemenuhan hasrat keberkuasaan semata.

Dengan tujuan itu seharusnya sikap gereja melarang masuk ke dalam politik praktis dan tetap berdiri sebagai benteng iman, dan juga sebagai pembimbing rohani bagi siapa pun yang akan melakukan politik praktis.

“Seharusnya gereja mengedepankan pelayanan, serta memberi kabar baik tentang kebenaran firman tuhan,” demikian dikatakan Darwin Silaban, Ketua Solidaritas Pemuda Kristen (SPK) Tangerang, Selasa (19/9) malam.

Darwin menilai, jika hal ini terus dilakukan oleh otoritas gereja, maka akan berdampak pada penurunan tingkat kepercayaan jemaat terhadap otoritas gereja itu sendiri.

“Dengan pandangan ini para pemimpin gereja harus berani aktif melakukan kontrol sosial dan menanamkan nilai-nilai kristiani, Ketika pemerintah korup, para pemimpin gereja harus berani mengoreksi, di sisi lain umat kristen yang bukan pemimpin gereja juga harus aktif berkarya di dalam politik maupun di berbagai bidang lainnya dalam rangka untuk menjadi garam dan terang bagi dunia,” tegasnya.

Sementara Sekjen SPK Tangerang, Robert Nainggolan mengatakan, otoritas gereja juga tidak boleh buta politik, namun harus tetap berada dikoridor yang benar dan tidak membuat pernyataan serta menggiring opini dukungan kepada calon yang berkontestasi di pileg maupun pilpres mendatang.

“Pemimpin gereja seharusnya bisa menahan diri serta memberikan pendidikan politik yang baik terhadap warga gereja, agar tidak mudah teragitasi dengan janji janji politik yang menyesatkan,” pungkasnya. (Tim)

Tinggalkan Balasan