Berita  

Kepala BPIP Minta Mata Ajar Pancasila Masuk Bahan Ajar 2023/2024 

Kepala BPIP Minta Mata Ajar Pancasila Masuk Bahan Ajar 2023/2024 
Kepala BPIP Minta Mata Ajar Pancasila Masuk Bahan Ajar 2023/2024 . (Antara)

Medan, Semartara.News Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Prof. K.H. Yudian Wahyudi M.A., Ph.D., meminta agar mata pelajaran Pancasila dapat dimasukkan ke dalam bahan ajar pada tahun pelajaran 2023/2024 yang segera diterapkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). 

Yudian menekankan bahwa BPIP telah menyelesaikan bahan ajar Pendidikan Pancasila untuk perguruan tinggi dan siap untuk disebarkan kepada mahasiswa untuk dipelajari.

“Saya telah menyampaikan kepada Mendikbudristek agar segera dimasukkan dalam bahan ajar,” kata Yudian saat menghadiri acara Rakernas Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdatul Ulama, pada hari Rabu (8/3).

Yudian mengatakan bahwa bahan ajar Pendidikan Pancasila akan dibuat dalam Bahasa Arab dan Bahasa Inggris selain Bahasa Indonesia. 

“Kami ingin agar lulusan Nahdatul Ulama menjadi 4 (empat) kali lebih baik sehingga mereka tidak tertinggal dari negara lain. Sehingga lulusan Nahdatul Ulama dapat menjadi lulusan terbaik,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, saat menjadi pembicara utama di depan para rektor Universitas NU se-Indonesia, Kepala BPIP menjelaskan bahwa untuk merawat dan membangun peradaban, diperlukan ilmu pengetahuan dan teknologi. 

“Maka NU tidak boleh terlepas dengan meneladani kelebihan para Nabi (Nabi Daud, strategi perang; Nabi Nuh, teknologi perkapalan; Nabi Sulaiman, ahli melestarikan flora dan fauna), dengan penguatan melalui SMA IPA, dan jurusan teknik,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Kepala BPIP, Dr. Drs. Karjono S.H., M.Hum., mengajak para audiens untuk merefleksikan konsep pembangunan Bung Karno. 

Ia menjelaskan bahwa pembangunan yang dimaksud oleh Bung Karno adalah membangun negara dengan membangun teknologi, membangun pertahanan, namun yang paling utama untuk membangun bangsa adalah membangun jiwa bangsa atau Nation and Charakter Building.

“Orang pintar itu saat disandingkan dengan orang benar, tidak semua orang pintar itu benar, dan tidak semua orang benar itu pintar. Lebih baik menjadi orang benar walaupun tidak pintar. Namun, menjadi orang pintar tetapi tidak benar akan lebih berbahaya,” tegasnya.

Karjono menyampaikan bahwa dalam Peraturan Presiden 4 tahun 2022 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), mata pelajaran Pancasila untuk perguruan tinggi sudah ada dalam kurikulum dan sudah ditetapkan oleh Mendikbud terkait mata pelajaran Pancasila mulai dari PAUD sampai dengan Perguruan Tinggi, khususnya dari pendidikan dasar sampai dengan menengah.

“Bahan mata ajar itu (Pancasila) akan sesegera mungkin diimplementasikan sehingga kami sudah menyiapkannya berdasarkan peraturan tersebut”, ucapnya.

Di sisi lain, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), K.H. Yahya Cholil Staquf mengajak Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) mengembangkan ilmu pengetahuan untuk mencapai kemuliaan dalam kehidupan umat manusia pada masa depan.

“Kita punya mandat untuk berjuang agar ilmu pengetahuan kita kembangkan untuk disumbangkan sebagai upaya mencapai kemuliaan masa depan umat manusia”, kata Gus Yahya, sapaan akrab K.H. Yahya Cholil Staquf. 

Rakernas tersebut turut dihadiri pejabat negara dan daerah yakni Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, Menteri Pendidikan, Kebudayaan Riset, dan Teknologi, Nadim Makarim, Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, Ketua PBNU, Gus Yahya, Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, Wakil Gubernur Sumatera Utara, Kapolda Sumatera Utara, dan pejabat lainnya. (Sayuti)

Tinggalkan Balasan