Berita  

Kenali “red flag” keterlambatan perkembangan buah hati

Kenali "red flag" keterlambatan perkembangan buah hati
Kenali "red flag" keterlambatan perkembangan buah hati

 

Kenali "red flag" keterlambatan perkembangan buah hati
Kenali “red flag” keterlambatan perkembangan buah hati

Jakarta – Dokter spesialis anak dan konsultan neurologi anak FKUI/RSCM Prof. Dr. dr. Hardiono D. Pusponegoro, Sp.A(K) mengajak para orang tua untuk bisa mengenali “red flag” dengan mengawasi buah hati dari masa kelahirannya untuk mencegah keterlambatan perkembangan buah hati.

 

Dokter Hardiono menyebutkan 30 persen anak- anak yang ada di dunia mengalami keterlambatan perkembangan mulai dari tingkat keterlambatan ringan hingga berat.

 

“Jika orang tua telah mendeteksi tanda-tanda keterlambatan pada perkembangan anaknya, orang tua diminta untuk tidak diam saja atau menunggu kemajuan perkembangan anak dengan sendirinya. Karena mendeteksi dan menangani keterlambatan perkembangan sejak dini akan menghasilkan pertumbuhan yang lebih baik,” kata dokter Hardiono dikutip dalam siaran persnya, Jumat.

 

Adapun berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan baik oleh Bunda maupun Ayah untuk memastikan anak mengalami perkembangan yang sesuai dengan pertumbuhannya.

 

6- 9 bulan

 

Pada usia 6 bulan setidaknya anak sudah bisa melakukan gerak kasar berupa tengkurap, hal itu berlanjut hingga usia 8 bulan.

 

Memasuki 9 bulan, anak setidaknya harus bisa melakukan gerak kasar yaitu duduk yang merupakan perkembangan terbaru dari tengkurap.

 

Dari segi komunikasi dengan sang orang tua, anak di usia 6-9 bulan setidaknya sudah dapat menoleh saat dipanggil namanya oleh ayah atau ibunya.

 

11,5 bulan hingga 1 tahun

 

Setelah anak mampu duduk, di usia 11 bulan hingga satu tahun anak akan mulai merangkak dan menjadi bagian dari gerak kasar yang harusnya bisa dilakukan semua bayi di usia tersebut.

 

Anak juga akan mulai aktif melakukan komunikasi dengan anggota tubuhnya dengan menunjuk barang- barang menggunakan jari jemarinya.

 

Tidak hanya itu, di usia tersebut anak mulai mengeluarkan suara dalam bentuk kata dan kalimat yang belum jelas atau bubbling.

 

Usia 13,5- 18 bulan (1,5 tahun)

 

Orang tua harus memahami bila usia anak sudah melebihi 1 tahun, anak akan mulai aktif belajar berdiri hingga berjalan, bahkan terkadang mereka sudah bisa berlari kecil.

 

Di usia tersebut anak sudah bisa mengucapkan kata- kata sederhana seperti memanggil Ibu atau Ayahnya dengan sebutan yang tentunya diajarkan oleh orang tua.

 

Jika tanda- tanda tersebut tidak dialami oleh buah hati anda, maka tentunya anda harus segera menyadari bahwa itu termasuk dalam keterlambatan perkembangan anak.

 

“Setelah mendeteksi, orang tua dianjurkan untuk mendiagnosis jenis keterlambatan perkembangan anak dengan dokter spesialis anak atau ahlinya, lalu mengobati apa yang bisa diobati, merujuk terapi yang tepat sesuai dengan diagnosis, konseling dan langkah terakhir untuk rujuk konsultasi selanjutnya,” ujar dokter Hardiono.(Antara)

 

Kenali “red flag” keterlambatan perkembangan buah hati

 

Jakarta – Dokter spesialis anak dan konsultan neurologi anak FKUI/RSCM Prof. Dr. dr. Hardiono D. Pusponegoro, Sp.A(K) mengajak para orang tua untuk bisa mengenali “red flag” dengan mengawasi buah hati dari masa kelahirannya untuk mencegah keterlambatan perkembangan buah hati.

 

Dokter Hardiono menyebutkan 30 persen anak- anak yang ada di dunia mengalami keterlambatan perkembangan mulai dari tingkat keterlambatan ringan hingga berat.

 

“Jika orang tua telah mendeteksi tanda-tanda keterlambatan pada perkembangan anaknya, orang tua diminta untuk tidak diam saja atau menunggu kemajuan perkembangan anak dengan sendirinya. Karena mendeteksi dan menangani keterlambatan perkembangan sejak dini akan menghasilkan pertumbuhan yang lebih baik,” kata dokter Hardiono dikutip dalam siaran persnya, Jumat.

 

Adapun berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan baik oleh Bunda maupun Ayah untuk memastikan anak mengalami perkembangan yang sesuai dengan pertumbuhannya.

 

6- 9 bulan

 

Pada usia 6 bulan setidaknya anak sudah bisa melakukan gerak kasar berupa tengkurap, hal itu berlanjut hingga usia 8 bulan.

 

Memasuki 9 bulan, anak setidaknya harus bisa melakukan gerak kasar yaitu duduk yang merupakan perkembangan terbaru dari tengkurap.

 

Dari segi komunikasi dengan sang orang tua, anak di usia 6-9 bulan setidaknya sudah dapat menoleh saat dipanggil namanya oleh ayah atau ibunya.

 

11,5 bulan hingga 1 tahun

 

Setelah anak mampu duduk, di usia 11 bulan hingga satu tahun anak akan mulai merangkak dan menjadi bagian dari gerak kasar yang harusnya bisa dilakukan semua bayi di usia tersebut.

 

Anak juga akan mulai aktif melakukan komunikasi dengan anggota tubuhnya dengan menunjuk barang- barang menggunakan jari jemarinya.

 

Tidak hanya itu, di usia tersebut anak mulai mengeluarkan suara dalam bentuk kata dan kalimat yang belum jelas atau bubbling.

 

Usia 13,5- 18 bulan (1,5 tahun)

 

Orang tua harus memahami bila usia anak sudah melebihi 1 tahun, anak akan mulai aktif belajar berdiri hingga berjalan, bahkan terkadang mereka sudah bisa berlari kecil.

 

Di usia tersebut anak sudah bisa mengucapkan kata- kata sederhana seperti memanggil Ibu atau Ayahnya dengan sebutan yang tentunya diajarkan oleh orang tua.

 

Jika tanda- tanda tersebut tidak dialami oleh buah hati anda, maka tentunya anda harus segera menyadari bahwa itu termasuk dalam keterlambatan perkembangan anak.

 

“Setelah mendeteksi, orang tua dianjurkan untuk mendiagnosis jenis keterlambatan perkembangan anak dengan dokter spesialis anak atau ahlinya, lalu mengobati apa yang bisa diobati, merujuk terapi yang tepat sesuai dengan diagnosis, konseling dan langkah terakhir untuk rujuk konsultasi selanjutnya,” ujar dokter Hardiono.(Antara)

 

Penulis: SayutiEditor: Didi

Tinggalkan Balasan