Jakarta, Semartara.News – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memperingati hari ulang tahun (HUT) ke-48, dengan dua acara puncak berupa penanaman pohon, dan tumpengan bersama rakyat, Minggu (10/1/2021). Di HUT kali ini, PDIP mengusung tema “Indonesia Berkepribadian Dalam Berkebudayaan”. Politisi PDIP, Deddy Yevri Sitorus, menerangkan, tema ini dirancang sebagai respons terhadap dinamika politik Tanah Air yang selama beberapa tahun terakhir, diwarnai kecenderungan meningkatnya gerakan anti kebhinekaan, anti kebudayaan, dan bahkan anti terhadap Pancasila.
Pada saat bersamaan, DPP PDIP melihat kecenderungan meningkatnya kerusakan terhadap lingkungan hidup, terutama ekosistem sungai, yang berdampak terhadap kehidupan manusia seperti, banjir, tanah longsor, pencemaran, dan berbagai bentuk kerusakan ekologis lainnya.
Oleh karena itu, menurut Deddy Yevri Sitorus, PDIP memutuskan untuk melakukan gerakan menanam pohon di daerah aliran sungai, yang dilakukan di seluruh Indonesia, dengan pusat kegiatan hari ini di sepanjang aliran Sungai Ciliwung.
“Kegiatan ini mengambil tema ‘Sungai Jalan Peradaban’, dan diharapkan mampu menggugah kesadaran, terutama generasi milenial, bahwa, lingkungan hidup, terutama sungai, adalah, pilar peradaban dan kunci keberlanjutan hidup manusia,” kata Deddy, dalam keterangan yang diterima redaksi, Minggu (10/1/2021).
Dia menyebut, seluruh peradaban besar manusia di dunia ini umumnya berbasis sungai. Hampir semua kota besar di dunia juga berada di aliran sungai. “Oleh karena itu, menyelamatkan sungai, berarti, menyelamatkan manusia dan peradabannya. Generasi milenial harus menyadari itu,” ujar anggota Fraksi PDIP DPR ini.
Selain itu, saat ini bumi dihantui masalah dampak perubahan iklim yang sangat berdampak kepada seluruh aspek kehidupan manusia. Dampak dari perubahan iklim, akan berakibat fatal bagi penduduk bumi, yang menggantungkan kehidupannya di sektor pertanian dan kelautan.
“Oleh karena itulah, melalui kegiatan menanam pohon yang bertepatan dengan Hari Menanam Sejuta Pohon Sedunia ini, PDI Perjuangan berharap, semua pihak meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan hidup dan politik hijau, untuk menyelamatkan kehidupan dan peradaban manusia,” lanjut Deddy.
Menurut Deddy, politik hijau yang sekarang didorong PDIP bukan hal baru dalam kesadaran di internal partainya. Bagi partai berlogo Banteng dengan moncong putih ini, politik hijau adalah, kesadaran yang menyelaraskan keseimbangan alam dengan perkembangan peradaban manusia, dan memiliki jejak yang panjang di dalam partai.
“Bung Karno sejak mudanya sangat peduli dengan alam, terutama pohon dan tanaman. Di semua kegiatan politiknya Bung Karno selalu menyempatkan menanam pohon, bahkan, dalam kegiatan politik sebesar Konferensi Asia Afrika, dan dalam setiap kunjungan ke luar negeri,” ungkap Deddy.
Kesadaran ini, lanjutnya, diteruskan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, yang selalu mengisi waktu luangnya untuk mengurus tanaman di berbagai tempat secara pribadi, dan sebagai Ketua Yayasan Kebun Raya Indonesia. Terbukti, dengan diberikannya nama Kebun Raya Megawati Soekarnoputri di kawasan bekas tambang di Sulawesi Utara, menjadi Kebun Raya, dan Megawati Soekarnoputri Garden di Jeju, Korea Selatan.
Dalam berbagai pidato politiknya, Mega juga selalu menekankan pentingnya lingkungan hidup bagi kedaulatan pangan, keselamatan manusia, dan peradaban. “Beliau tegas-tegas bersikap kritis terhadap kegiatan monokultur eksesif, perusakan hutan untuk perkebunan, dan pertambangan skala besar yang berlebihan dan tidak dilakukan dengan hati-hati serta menghancurkan keseimbangan ekologis,” ucapnya.
Kegiatan besar kedua dalam HUT ke-48 PDIP kali ini terkait dengan kebudayaan, dalam bentuk “tumpengan bersama rakyat”. Jika biasanya tumpengan dilakukan secara internal, kali ini setiap DPC dan DPD PDIP, akan menyediakan masing-masing 48 tumpeng yang akan dinikmati bersama rakyat di daerah masing-masing. Isi dari masing-masing tumpeng tersebut, akan melambangkan keanekaragaman hayati, serta, nilai-nilai yang dipegang banyak suku di nusantara.
Misalnya, telur sebagai pelambang keberlanjutan kehidupan dan kesetaraan, urap sebagai pelambang keanekaragaman, ikan teri sebagai pelambang persaudaraan dan budaya komunal, ikan asin sebagai pelambang keuletan, dan sebagainya.
Kegiatan yang diharapkan memecahkan Rekor MURI ini, akan dilakukan di 514 Kantor Cabang PDIP. Setelah seremoni selesai, akan dinikmati bersama rakyat dan juga dibagikan ke berbagai panti asuhan panti jompo, pesantren, dan masyarakat miskin di sekitar lokasi kantor partai, sebagai wujud rasa terima kasih dan solidaritas kepada rakyat Indonesia.
Untuk itu, Deddy menyerukan, agar masyarakat yang tergerak hatinya ikut berpartisipasi dalam rangkaian kegiatan tersebut. Tidak hanya hari ini, tetapi akan berlangsung hingga Bulan Bung Karno pada Juni yang akan datang.