PDIP: Kontestasi Politik Berbau Provokasi Hambat Potensi Kemajuan Bangsa

Hasto Kristiyanto
Seken DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristyanto saat memberikan keterangan kepada wartawan dalam sebuah acara. (Dok. semartara.com)

SEMARTARA, Jakarta – Sekjend PDI Perjuangan, Hasto Kriatiyanto mengaku sangat prihatin dengan kontestasi politik yang diwarnai berbagai ujaran kebencian, provokasi, dan pernyataan negatif lain, yang jauh dari tradisi ketimuran.

“Dalam seluruh tradisi kebudayaan di seluruh pelosok Nusantara, semua penuh dengan nilai-nilai kemanusiaan, kerukunan, welas asih, sopan santun, serta moral dan etika, termasuk kedisiplinan dalam berbicara,” ujar Hasto Kristiyanto dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (15/4).

Dikatakannya, pernyataan yang berkeadaban dan mencerdaskan publik, serta berorientasi pada kemajuan bangsa inilah yang seharusnya dikedepankan. Bukan sebaliknya, keluar berbagai ungkapan yang menciptakan pertentangan, yang membuat energi bangsa terkuras ke dalam.

Melihat kondisi ini, kata Hasto, PDI Perjuangan mencermati bahwa orientasi kekuasaan yang berlebihan dengan praktek menghalalkan segala cara telah membuat sebagian kecil tokoh menjadi gelap mata, dan merasionalkan segala tindakannya dengan berbagai cara.

“Harus diingat bahwa Pemilukada, Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden, hanyalah alat mencari pemimpin untuk rakyat. Siapapun yang dipercaya rakyat, menjadi pemimpin kita semua. Bagi yang kalah ataupun menang, akan menjabat selama 5 atau maksimum 10 tahun. Inilah tradisi pemilu yang hidup. Jadi pemilu adalah peristiwa politik biasa dalam tatanan negara demokratis. Jangan sampai pemilu menghadirkan gagasan yang memecah belah bangsa,” paparnya.

Hasto juga mengungkapkan bahwa Indonesia adalah “bangsa ajaib”, dimana berbagai perbedaan justru melahirkan konsepsi persatuan Indonesia. Semua bersatu karena Pancasila.

Keindahan alam raya Indonesia dengan isinya yang begitu kaya dan berbhineka, kata Hasto, harus disyukuri.

“Janganlah rusak keadaban Indonesia dengan berbagai pernyataan yang tidak perlu dan membutakan rasionalitas publik,” katanya.

Sebab, lanjut Hasto, politik itu menyatukan, membangun harapan dan penuh dengan gagasan perjuangan untuk kepentingan bersama sebagai satu bangsa.

“Marilah kita jalani seluruh tahapan pemilu dengan kegembiraan politik dan gerakan ke bawah, di tengah rakyat, dengan narasi rasa cinta tanah air, daripada menyampaikan berbagai ujaran kebencian yang menguras energi persatuan kita,” pungkasnya. (Wid)

 

Tinggalkan Balasan