Bamsoet Kagumi Gaya Komunikasi Politik Presiden Jokowi

SEMARTARA, Jakarta (10/3) – Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mengagumi gaya komunikasi politik Presiden Joko Widodo yang dinilai piawai dalam menggunakan komunikasi verbal maupun non-verbal.

“Komunikasi yang dibangun Pak Jokowi menggunakan bahasa-bahasa yang sederhana dan merakyat sehingga masyarakat lebih memahami pesan-pesan yang disampaikannya,” kata dia melalui pernyataan tertulisnya di Jakarta, Sabtu (10/3).

Menurut Bamsoet, panggilan Bambang Soesatyo, gaya komunikasi politik Presiden Joko Widodo menjadi tradisi baru di kalangan Istana.

Tradisi baru gaya komunikasi politik Presiden Jokowi tersebut, kata dia, berhasil meruntuhkan kesakralan Istana yang dipandang sebelumnya kaku, formal, dan penuh protokoler.

“Presiden Jokowi mempunyai banyak jurus komunikasi politik. Politik meja makan, ‘ngeteh’ di beranda Istana, serta mengenakan sarung sebagai lambang kaum santri, adalah beberapa kepiawaian Presiden dalam membangun persepsi publik,” katanya.

Gaya komunikasi politik Presiden Joko Widodo seperti itu, kata dia, berhasil mengubah persepsi Istana yang selalu digambarkan penuh formalitas dan protokoler menjadi lebih familiar.

Menurut dia, figur Presiden Joko Widodo yang apa adanya dan gaya bahasanya yang sederhana, justru menjadi perhatian masyarakat dan media massa untuk selalu memberitakannya.

Politikus Partai Golkar itu juga mengagumi Presiden Joko Widodo dalam memecahkan persoalan yang dinilai menggunakan gaya komunisi politik yang halus dan santun.

“Presiden Jokowi jarang menyanggah atau menjawab tudingan politik yang menyerangnya dengan perkataan, namun menjawab dengan komunikasi non-verbal,” katanya.

Bamsoet menjelaskan Presiden Joo Widodo yang mendapat serangan, ketika Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dihalangi paspampres saat ingin turun dari tribun utama, untuk mendampingi Presiden penyerahan piala pada turnamen Presiden Cup 2018 kepada Persija, Jokowi tidak banyak berkomentar.

“Presiden Jokowi cukup mengajak Pak Anies duduk satu mobil, selesai. Inilah cara-cara komunikasi politik yang efektif,” kata Bamsoet.

Bamsoet melihat kekuatan utama Presiden Joko Widodo adalah karena dia tidak berusaha menjadi orang lain.

Presiden Joko Widodo, kata dia, selalu hadir tanpa “make up” dan kepalsuan sehingga masyarakat maupun media massa selalu tertarik memberitakan sosoknya. (Ant)

Tinggalkan Balasan