Berita  

Refleksi Imlek, Cak Imin: Jangan Lupa Sejarah Gus Dur

SEMARTARA, Tangerang – Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menghadiri acara Refleksi Imlek ke-19 tahun 2570 di ballroom Grand Serpong Kitchen, Tangerang Selatan, Kamis (31/1/2019).

Dalam kegiatan tersebut, pria yang akrab disapa Cak Imin ini merefleksikan kembali jasa Presiden RI ke-4, Abdurrahman Wahid dalam memperjuangkan kebhinekaan.

“Kita pastikan kebhinekaan akan terus abadi di Indonesia. Apabila belakangan ini kita melaksanakan munculnya rasa khawatir di antara warga seakan kemunduran kebhinekaan yang kemudian seolah-olah menjadi masalah serius dan mengkhawatirkan masa depan kita,” kata Cak Imin dalam pidatonya.

Cak Imin mengatakan, saat ini masyarakat tengah didera kekhawatiran yang bisa memicu bangsa Indonesia terpecah belah.

Bayang-bayang kekhawatiran tersebut, kata dia, hanya terjadi di dunia maya. Sehingga, masyarakat kiranya perlu bijak dalam menggunakan sosial media.

“Semoga ancaman dan kenyataan ini hanya peristiwa momentum sesaat dan ini fenomena yang baru diera teknologi informasi sosial media. Intoleransi hanya ada di dunia maya dan tidak ada di dunia nyata di Indonesia,” jelasnya.

Ia juga mengklaim bahwa partai besutan Gus Dur ini akan senantiasa memecahkan gejolak tersebut demi mempertahankan kebhinekaan Indonesia.

“Di sinilah PKB akan senantiasa memastikan bahwa politik kebangsaan akan menjadi warna Indonesia. Saya dan kita semua akan menjadi garda terdepan mengawal dan memastikan Indonesia, UUD dan Bhineka Tunggal Ika,” ucapnya.

“Sebab sejak awal PKB didirikan oleh Gus Dur, PKB mempunyai prinsip nilai-nilai kekeluargaan yaitu Pancasila. PKB juga melindungi ideologi dan cita-cita Indonesia dan akan masuk menjaga ekonomi Indonesia dan warga Tionghoa,” tambahnya.

Ia juga kemudian mengenang sejarah perjuangan Gus Dur bahwa tanpa Presiden RI ke-4 tersebut kaum Tionghoa tidak merdeka dan terus merasakan diskriminasi.

“Gus Dur dulu menerbitkan Perpres yang menjadikan warga Tionghoa bisa menjalankan ibadah yaitu Imlek. Tanpa Gus Dur dan PKB juga tidak ada barongsai. Tidak ada bahasa Mandarin yang secara bebas diajarkan di sekolah bahkan di pesantren,” paparnya.

Cak Imin pun mengakhiri pidatonya secara menggelegar. Ia mengajak para hadirin dalam momentum refleksi perayaan Imlek ini berteriak secara bersama-sama memenangkan PKB dalam Pemilu 2019 demi khebinekaan.

“Ayo bareng! PKB Menang, Pancasila Jaya,” seru Cak Imin yang disambut para hadirin berteriak slogan PKB. (Helmi)

Tinggalkan Balasan