Sarmuji Usul Beasiswa Bagi Anak Yang Kehilangan Orang Tua Akibat COVID-19

Sarmuji
Anggota Komisi Xl DPR RI, M. Sarmuji. (Foto - Antara/HO-Humas DPD Golkar Jatim)

Surabaya, Semartara.News – Anggota Komisi Xl DPR RI, M. Sarmuji, menyarankan agar pemerintah memberikan beasiswa bagi anak yang orang tuanya meninggal dunia akibat terpapar COVID-19.

“Bagi anak yang kehilangan orang tuanya, malah bisa mengalami penurunan taraf hidup di masa depan jika pendidikannya tidak terperhatikan,” ujar Sarmuji sebagaimana dikutip dari LKBN Antara di Surabaya, Senin (9/8/2021).

Menurut dia, pendidikan merupakan fase untuk menambahkan kecakapan dalam perkembangan kehidupan manusia, sekaligus sarana penting bagi mobilitas vertikal masyarakat. “Kehilangan kesempatan belajar berarti kehilangan kesempatan dalam mobilitas vertikal atau kehilangan kesempatan untuk memperbaiki taraf hidup,” ucapnya.

Peringatan HUT Ke-76 RI, kata dia, adalah momentum sangat tepat untuk memberikan perhatian kepada para anak-anak tersebut dan pemerintah harus harus hadir untuk menyelamatkan pendidikan anak-anak yatim atau piatu korban COVID-19.

Cak Sar, panggilan akrabnya, menilai kondisi ekonomi yang masih belum pulih seutuhnya ditambah dengan kehilangan orang tua menjadi ancaman bagi siswa untuk terus melanjutkan pendidikan. “Jika pemerintah memberikan beasiswa maka mereka masih bisa mengakses pendidikan walaupun kondisi ekonomi masih belum stabil sepenuhnya,” kata politikus muda tersebut.

Pria yang juga ketua umum pengurus pusat Keluarga Alumni Universitas Jember (KAUJE) itu juga mengingatkan, selain berfokus pada penyiapan pembangunan infrastruktur dan teknologi pengajaran di masa pendemi, pemerintah juga harus memikirkan bagaimana nasib anak-anak yang orang tuanya yang meninggal dunia karena virus Corona.

Sarmuji menambahkan bahwa ancaman dari ketiadaan akses pendidikan bagi anak usia sekolah akan menimbulkan permasalahan sosial di kemudian hari seperti pekerja usia dini dan pernikahan di bawah umur. “Untuk itu pemberian beasiswa ini bukan saja untuk menjaga akses pendidikan bagi anak tetapi menyelamatkan satu generasi di masa mendatang,” tuturnya.

Tinggalkan Balasan