Sekjen IPU Sebut Puan Simbol Kepemimpinan Perempuan dunia

ipu
Ketua DPR RI Dr.(H.C) Puan Maharani pada Sidang IPU ke-144 di Bali International Convention Centre (BICC), Nusa Dua, Bali, Kamis (24/3/2022).

Bali, Semartara.News – Kepemimpinan perempuan Indonesia mendapat sorotan di 144th Assembly of the Inter Parliamentary Union (IPU) yang berlangsung di Nusa Dua, Bali, Kamis (24/3/2022).

Bahkan Sekjen IPU Martin Chungong hingga berkali-kali menyebut Ketua DPR RI Dr.(H.C) Puan Maharani menjadi simbol kepemimpinan perempuan dunia.

Sementara itu, delegasi dari Meksiko, Marisol Garcia Segura memuji pidato Puan, khususnya dalam isu-isu perempuan.

Menurutnya, gagasan Puan terhadap kesetaraan gender menyampaikan pesan penting pada agenda-agenda perlindungan terhadap perempuan, terutama saat pandemi Covid-19.

“Pidatonya sangat luar biasa tentang persamaan. Pesannya sangat penting untuk dunia, dan mengena untuk kami,” kata Marisol Garcia.

Marisol Garcia juga menyebut, bahwa Indonesia memiliki kesamaan spirit dengan negaranya. Saat ini, Meksiko memiliki banyak anggota parlemen perempuan.

“Kami punya banyak kesamaan dengan Indonesia. Memang berbeda ketika yang memimpin perempuan. Kalau perempuan punya komitmen, ketika ingin sesuatu pasti akan berusaha diraihnya walau harus bekerja dua kali lipat dari laki-laki,” ujar Marisol.

Delegasi Parlemen Thailand Kagum

Anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI yang menjadi Ketua 33rd session of the Forum of Women Parliamentarians, Irine Yusiana Roba Putri menyampaikan, bahwa delegasi parlemen Thailand sangat kagum dengan kepemimpinan perempuan di Indonesia.

Hal tersebut, kata Irine, terlihat saat pertemuan bilateral antara Puan Maharani dan pimpinan parlemen Thailand di sela-sela penyelenggaraan IPU.

“Ada anggota parlemen Thailand perempuan saat pertemuan bilateral dengan Ibu Ketua DPR sampai berkaca-kaca mau nangis. Dia bilang Ibu Ketua menjadi inspirasi mereka agar suatu saat mereka juga punya presiden dan Ketua parlemen perempuan,” ungkapnya.

Selanjutnya Anggota Komisi I DPR RI ini menjelaskan, bahwa Rancangan Undang-undang (RUU) Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS) yang sempat Puan singgung dalam forum juga mendapat sorotan delegasi-delegasi IPU.

“Dengan RUU TPKS, Indonesia dianggap progresif dalam perlindungan terhadap perempuan. Kemudian terkait pandemi Covid-19, Indonesia juga dapat nilai positif karena kebijakan untuk perempuan dan anak dianggap menonjol, termasuk dalam vaksinasi,” papar Irine.

Irine menyebut, delagasi di IPU mengapresiasi bagaimana Indonesia mampu menekan kematian ibu hamil dan anak. Lalu bagaimana DPR memberi banyak perhatian dan dukungan untuk perempuan yang banyak terdampak pandemi.

Irine juga mengatakan, bahwa kebijakan-kebijakan Indonesia dinilai ramah gender. Selain itu, Indonesia dianggap menjadi role model kepemimpinan perempuan.

“Bagaimana tidak? Indonesia sudah punya presiden perempuan, ketua DPR perempuan. Jadi kita dianggap lead by example. Bahkan Amerika negara maju aja belum punya presiden perempuan. Maka banyak mata dunia yang memandang ke kita,” terang Irine.

Resolusi Hasil Sidang IPU

Dalam Governing Council IPU pagi ini, Irine membacakan hasil pertemuan Women Parliamentarians. Ada dua resolusi yang dihasilkan oleh forum parlemen perempuan IPU tersebut.

Pertama adalah ‘Memikirkan Kembali dan Membingkai Ulang Pendekatan Proses Perdamaian dengan Pandangan untuk Membina Perdamaian Abadi’.

Kemudian resolusi kedua yaitu ‘Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai Enabler Sektor Pendidikan, Termasuk di Masa Pandemi’.

Selain itu, lanjut Irine, forum parlemen perempuan IPU juga sepakat bahwa sangat mendesak untuk mendengarkan para korban, atau penyintas kekerasan seksual terkait konflik dan untuk mempertanggungjawabkan hak-hak mereka.

“Kami juga menyepakati kebutuhan untuk mengatasi ketidaksetaraan yang sudah ada sebelumnya dalam akses ke internet dan menyerukan kebijakan dan sumber daya untuk mendorong penggunaan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) dalam pendidikan dan pelatihan dan pekerjaan untuk memberdayakan perempuan dan anak perempuan,” tambahnya.

Sejumlah 129 peserta hadir dalam Women Parliamentarians ini, termasuk 64 anggota parlemen dari 60 negara. Rinciannya adalah, 55 anggota parlemen perempuan dan 9 anggota parlemen laki-laki.

“Saya mengambil kesempatan ini untuk mendorong lebih banyak rekan pria untuk menghadiri forum dan memperjuangkan kesetaraan gender” tandas Irine.

Indonesia ‘Leading’ dalam Isu Perempuan

Sementara itu, Ketua DPR RI Dr.(H.C) Puan Maharani menyampaikan, bahwa Indonesia memimpin dalam isu-isu perempuan di 144th Assembly of the Inter Parliamentary Union (IPU) di Bali.

Berbagai gagasan dan kebijakan Indonesia diadopsi dalam Women Parliamentarians di forum parlemen dunia ini.

Menurut Puan, gagasan-gagasan Indonesia dalam isu-isu perempuan banyak diapresiasi di forum IPU ke-144. Banyak delegasi yang merasa Indonesia menjadi contoh nyata kepemimpinan perempuan.

“Di forum woman kita leading di segala tema,” ujar Puan Maharani di sela-sela sidang IPU.

Perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI ini menyebut, Women Parliamentarians merupakan forum paling bergengsi di IPU.

Di forum ini, banyak delegasi yang menyatakan produk regulasi Indonesia banyak berpihak kepada perempuan.

“Termasuk budgetingnya, keterlibatan perempuan dalam mempersiapkan produk kebijakan publik. Jadi apapun yang Indonesia sampaikan dalam forum perempuan IPU, pasti mereka dengar dan amini,” katanya.

“Kepemimpinan perempuan di Indonesia menginspirasi mereka. Banyak yang mau belajar lebih lanjut. Bagaimana mereka juga ingin meningkatkan jumlah anggota perempuan di parlemen. Mereka melihat kesuksesan Indonesia,” imbuh Puan.

Untuk itu, mantan Menko PMK ini mendorong agar lebih banyak lagi perempuan yang menjadi anggota parlemen.

Kata Puan, DPR juga terus meningkatkan jumlah anggota parlemen, agar kebijakan-kebijakan negara semakin mengedepankan kesetaraan gender karena adanya campur tangan dari perempuan itu sendiri.

“Selama beberapa tahun terakhir ini, kita telah menyaksikan bagaimana perempuan berkiprah di dunia politik. Pada tahun 2021, dari 73 orang yang terpilih sebagai ketua parlemen di seluruh dunia, 18 orang di antaranya atau 24,7 persennya adalah perempuan,” papar cucu Proklamator RI Bung Karno itu.

Puan melanjutkan, bahwa proporsi global anggota parlemen perempuan telah meningkat menjadi 26,1 persen, naik sebesar 0,6 persen.

“Kita perlu terus memastikan partisipasi aktif perempuan pada proses pengambilan keputusan, terutama di badan publik,” ucapnya.(Jack)

Tinggalkan Balasan