Puan: Persoalan Dunia Hanya Bisa Selesai Dengan Gotong Royong

Ketua DPR RI Puan Maharani saat memberi sambutan dalam peluncuran Buku Inter-Parliamentary Union (IPU) yang digelar untuk memperingati Hari Jadi IPU ke-130

Jakarta, Semartara.News – Ketua Dewan Pimpinan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Puan Maharani suarakan pentingnya kerjasama dan gotong royong menghadapi berbagai persoalan saat ini. Cucu Presiden RI pertama ini mengatakan, persoalan kemanusiaan, ekonomi, lingkungan, hingga pandemi Covid-19 hanya bisa dihadapi dengan cara bergotong royong.

Pernyataan itu disampaikan Puan saat memberi sambutan dalam peluncuran Buku Inter-Parliamentary Union (IPU) yang digelar untuk memperingati Hari Jadi IPU ke-130, Kamis (8/10/ 2020). “Dengan gotong royong global, kita akan memiliki energi besar untuk menghadapi pandemi Covid-19,” kata Puan.

“Sebelum Covid-19, kita sebagai masyarakat dunia juga sudah menghadapi tantangan-tantangan lain seperti perubahan iklim, menipisnya ketersediaan sumber daya alam dunia, perang dagang atau ekonomi, dan banyak lagi,” sambung perempuan pertama yang menjabat Ketua DPR RI tersebut.

Puan menegaskan, bahwa berbagai tantangan global itu menunjukkan seluruh negara benar-benar sedang menguji kekuatan tali persahabatan antarnegara. Sebab semua persoalan yang dihadapi dunia saat ini berdampak pada lintas negara. Sehingga perlu diselesaikan bersama-sama oleh semua masyarakat dunia.

“Kita harus sadar bahwa tidak ada negara yang akan bisa menang di dunia dengan cara menyendiri,” ungkap Puan.

Puan mencontohkan, walaupun Indonesia terus bekerja keras mengatasi Pandemi Covid-19, namun jika masih ada negara lain yang kesulitan mengatasinya, maka Indonesia tidak akan pernah benar-benar aman dari virus corona. Contoh lain pentingnya gotong royong skala global, lanjut Puan, terkait pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs yang sejak awal ditetapkan sebagai target untuk masyarakat, dan untuk bumi.

“Ini sejalan dengan sebuah istilah dalam budaya Jawa di Indonesia, yaitu mukti siji, mukti kabeh, yang artinya kurang lebih makmur satu, makmur semua,” ungkap Puan.

Pada acara yang dihadiri Presiden Inter-Parliamentary Union, Gabriela Cuevas, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, serta pimpinan dan anggota BKSAP DPR-RI itu, Puan menyebut bahwa IPU merupakan organisasi pionir dan visioner. Alasannya karena sejak 1889, para pendiri IPU, William Randal Cremer dan Frederic Passy, sudah menyadari pentingnya dialog dan kerja bersama antarnegara.

“Waktu itu belum terbayang akan ada yang namanya LBB (Liga Bangsa-Bangsa) dan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), IPU-lah salah satu yang membuka jalaN, IPU membuka mata dunia bahwa organisasi multilateral dapat dan perlu didirikan jika kita ingin mencapai tujuan bersama di tingkat global,” ujarnya.

Puan juga menegaskan, pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 terdapat amanah agar Indonesia ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

“Bahkan Presiden pertama Indonesia Sukarno sejak tahun 1945 sudah mengutarakan bahwa “Kita bukan saja harus mendirikan negara Indonesia merdeka, tetapi kita harus menuju pula kepada kekeluargaan bangsa-bangsa’” tutur Puan.

(AD)

Tinggalkan Balasan