Jangkar Baja: Terus Lakukan Edukasi Politik Cerdas

Jangkar Baja Terus Lakukan Edukasi Politik Cerdas
Ketua Presidium Nasional Jangkar Baja, I Ketut Guna Artha dalam acara Konsolidasi dan Pemantapan Relawan Ganjar-Mahfud Wilayah Jakarta Timur, bertempat di Kelurahan Utan Kayu Utara Kec. Matraman, Selasa (5/12/2023).

Jakarta, Semartara.News — Ketua Presidium Nasional Jaringan Kerja Akar Rumput Bersama Ganjar (Jangkar Baja), I Ketut Guna Artha mengatakan, salah satu produk reformasi 1998 adalah demokrasi inklusif.

Menurutnya, demokrasi yang inklusif dimaksud adalah adanya prinsip untuk kebaikan bersama (common good) dan partisipasi aktif warga negara (political participation).

Masyarakat harus didorong aktif mengontrol jalannya proses demokrasi dengan aturan yang berpijak pada undang-undang, penyelenggaraan yang imparsial (tidak memihak).

“Sehingga demokrasi substantif melalui pemilu diharapkan melahirkan kualitas anggota parlemen, kepala daerah, presiden dan wakil presiden yang berintegritas (jujur, beretika), mumpuni,” ungkap pria yang biasa disapa Igat itu, dalam acara Konsolidasi dan Pemantapan Relawan Ganjar-Mahfud Wilayah Jakarta Timur, bertempat di Kelurahan Utan Kayu Utara Kec. Matraman, Selasa (5/12/2023).

Lebih lanjut Igat yang juga sebagai Jubir Tim Pemenangan Nasional Ganjar Mahfud (TPN GM) mengingatkan pentingnya edukasi politik harus disuarakan secara terus menerus sebagai gerakan civil society baik oleh praktisi hukum, aktifis pro demokrasi, akademisi, budayawan dan mahasiswa sebagai pengingat kewajiban menjaga undang-undang dan konstitusi.

“Walaupun putusan Mahkamah Konstitusi (MK) bersifat final dan mengikat namun karena vonis pelanggaran berat etik yang dijatuhkan kepada Ketua MK logika hukumnya adalah produk putusan MK adalah “cacat hukum”. Sehingga jika rakyat ingin kembali tegaknya konstitusi maka tindakan yang paling mudah dilakukan oleh rakyat adalah dengan tidak memilih pasangan yang cacat hukum,” kata Igat.

Dia menegaskan, kualitas kepemimpinan bukan saja dari integritas dan rekam jejak kinerja, namun panggung debat capres cawapres akan menjadi media rakyat terutama bagi pemilih yang belum menentukan sikap (undicided voters), pemilih yang bisa berubah pilihan (swing voters) dan pemilih pemula membandingkan kualitas Capres Cawapres sebelum menjatuhkan pilihannya.

“Pentingnya politik kreatifitas dalam membranding Capres Cawapres Ganjar-Mahfud sesuai segmen pemilih yang disasar. Artinya selain kapabilitas Ganjar-Mahfud yang kaya gagasan, metode kampanye melalui kreatifitas seni, budaya, olahraga, dll hingga menyentuh akar rumput tak boleh dikesampingkan,” ujar Igat.

Igat juga berharap seluruh relawan Ganjar-Mahfud optimalisasi ruang udara berbagai media termasuk media sosial dengan waktu masa kampanye yang singkat.

“Tetap melakukan kampanye door to door, mengetuk pintu dari rumah ke rumah seperti pesan Capres kita Mas Ganjar. Kita tak boleh lagi terjebak dengan narasi yang dibangun pihak kompetitor. Karena sejumlah lembaga survei pun telah merangkap menjadi timses. Pihak kompetitor diuntungkan oleh posisi pak Jokowi yang masih menjabat presiden. Itu adalah fakta,” ucapnya.

Igat menyebut, netralitas instrumen negara dan program jaring pengaman sosial yang bersumber dari APBN yang infonya akan digelontorkan di akhir masa kampanye harus diawasi. Pastikan itu bukan tindakan suap untuk membeli suara rakyat karena itu memang haknya rakyat miskin atas hadirnya negara, bukan barter meminta mandat untuk berkuasa.

“Disinilah pertarungan nurani terjadi. Relawan yang tidak siap akan takluk dengan iming-iming. Kami yakin dan percaya bahwa yang bertahan hingga saat ini adalah relawan Ganjar Mahfud yang pantang menyerah dan tak mengeluh. Yakinlah dengan kekuatan gotong royong dan kemampuan kita mengedukasi rakyat akan berbuah kemenangan Ganjar Mahfud 2024,” tegas Igat.

“Kita harus berhasil meyakinkan rakyat bahwa jika salah menentukan pilihan tanpa mempertimbangkan nalar logika, mengesampingkan rekam jejak Capres Cawapres, mengabaikan sejarah masa lalu maka kerusakan yang lebih hebat akan terjadi. Kita akan kembali ke jaman kegelapan demokrasi, rezim otoriter. Itulah alasan mengapa Ganjar-Mahfud harus diperjuangkan untuk menang,” pungkas Igat.

Untuk diketahui, kegiatan tersebut diinisiasi oleh relawan Pakar Gama (Ketum Gus Sholeh Mz), Gaspol Ganjarian (Sekjen Rusli Sudin), Bagansa (Ketum Mopa MP) dan WLJ For Ganjar (Ketum Imam Subagyo).

Turut hadir pada acara Konsolidasi dan Pemantapan Relawan Ganjar-Mahfud Wilayah Jakarta Timur tersebut sebagai narasumber yakni budayawan dan politisi senior, Ketua Umum Gerakan Bhinneka Nasionalis (GBN), Eros Djarot.(rilis)

Tinggalkan Balasan