Jakarta, Semartara.News – Film fiksi bertajuk “Galang” dari Rich Music, yang sebelumnya merilis dokumenter musik “Gelora”, bersama Swan Studio akan mengambil latar belakang tahun 2008 di mana geliat kreativitas musik sedang bertumbuh, tutur Aska Pratama “Rocket Rockers”, Creative Director Rich Music.
“Tahun itu muncul album-album dari banyak band, band ke luar negeri, distro sedang naik-naiknya,” kata Aska dalam konferensi pers daring, Jumat (22/10/2021).
Akan ada banyak musik yang bisa dinikmati, bukan cuma musik bawah tanah, musik dari Mocca dan Pure Saturday yang berasal dari Bandung juga akan ada di film ini. Aska dan Hinhin Agung Daryana “Akew” Nectura sebagai pengarah musik pun membuat musik baru khusus untuk film ini.
Sebagai film bertema musik, “Galang” kian kuat dengan kehadiran cameo dari band-band seperti Savor of Filth, Tcukimay, Rocket Rockers juga penggawa musik seperti Ink dari Rosemary, Rian Pelor, Buluk dari Superglad, Iyo dari Pure Saturday. Addy Gembel dari Forgotten dan Beby dari Beside juga akan muncul di film serta bertindak sebagai konsultan film.
Film yang diarahkan oleh sutradara peraih Piala Citra, Adriyanto Dewo, yang telah mengarahkan film “Mudik” dan “Tabula Rasa”, sedang dalam proses pengambilan gambar di Bandung, Jawa Barat.
“Galang” bercerita tentang pria bernama Galang (Elang El Gibran) yang diajak menemani kakaknya, Maryam, menonton konser musik bawah tanah. Maryam mengenalkan band baru AXFIKSIA kepada Galang dan meminta sang adik menemaninya menonton konser tersebut.
Galang yang tidak suka dengan musik AXFIKSIA menolak menemani Maryam. Kericuhan terjadi saat konser dan menimbulkan korban jiwa, termasuk Maryam.
Merasa bersalah, Galang berusaha mencari tahu alasan tewasnya sang kakak dengan berpura-pura menjadi penggemar band. Dia bertemu dengan Asmara (Asmara Abigail), manajer band AXFIKSIA yang menerima Galang sebagai kru.
Galang tidak mengatakan kalau ia adalah adik dari salah satu korban malam tragedi itu. Dapatkah Galang membalas dendam? Ataukah ia malah menemukan kejujuran dan jatidirinya di balik malam tragedi tersebut?
Di film ini, Adriyanto Dewo kembali berkolaborasi dengan penulis skenario Tumpal Tampubolon. Sebelumnya keduanya bersama membuat film “Tabula Rasa”. Mereka berdiskusi dengan konsultan yang terlibat langsung di genre musik tersebut sebelum menggodok cerita yang akan disuguhkan.
Adriyanto menganalogikan dia dan Tumpal bagaikan spons saat diskusi-diskusi tersebut, menyerap semua informasi dari para musisi sebelum meraciknya ke dalam sebuah jalan cerita yang menarik untuk dinikmati.
Selain dibintangi Asmara Abigail dan Elang El Gibran, film ini juga diisi oleh Kiki Narendra (berperan sebagai Bapak), Jenny Zhang (Ibu), Agra Piliang (Irfan) dan Laras Sardi (Maryam).
Kian Mengenal Musik Bawah Tanah
Para aktor yang terlibat tak semuanya betul-betul dekat dengan genre musik bawah tanah. Asmara Abigail, misalnya, merasa ditantang karena genre musik ini bukan musik yang familier untuk telinganya.
Dia tak tahu banyak meski aktris yang mendapat nominasi Pemeran Pendukung Wanita Terbaik Festival Film Indonesia tahun 2020 ini besar di era yang jadi latar belakang “Galang” dan turut menonton band-band bawah tanah saat datang ke pentas seni (pensi) sekolah ketika memakai seragam putih abu-abu.
“Karakter ini menantang sekali karena ini bukan musik yang familier untuk saya,” ujar Asmara, menambahkan dirinya senang bisa bermain bersama orang-orang berbakat yang penuh “chemistry“, termasuk antara sutradara dan aktor.
Lewat film ini, Asmara bisa lebih mengenal skena musik bawah tanah dan bertemu para penggawa musik di genre tersebut.
“Ini kesempatan yang gue apresiasi,” kata Asmara, menyebut “Galang” sebagai sebuah leburan antara film dan musik yang luar biasa.
Menariknya, karakter Asmara yang juga dinamai Asmara memang sudah ditulis oleh sutradara dengan sang aktris di pikirannya. Sebelumnya, Adriyanto Dewo dan Asmara Abigail pernah bekerjasama di film “Mudik” yang tayang tahun lalu. Adriyanto berseloroh, dia sengaja menamai karakter itu Asmara agar sang aktris mau ikut bergabung di film “Galang”.
“Asmara memerankan Asmara, akhirnya cocok juga,” kata Adriyanto.
Sedangkan Elang El Gibran, pemeran Galang, justru merasa dekat dengan genre musik yang diusung dalam film. Kendati demikian, tantangan yang dihadapinya disebabkan oleh karakter Galang yang kontras dengan dirinya. Berbagai masalah yang dihadapi Galang di dalam diri, keluarga, hingga dunia kampus membuat karakter itu punya lapisan-lapisan kompleks.
“Kesulitan ini menjadi kesenangan untuk saya,” ujar Elang yang mengaku tidak terlalu gugup karena sutradara membebaskan pemain untuk improvisasi.
Sedangkan Agra Piliang yang menjadi Irfan mengatakan karakter tersebut betul-betul seru untuk diperankan karena begitu berbeda dengan dirinya.
“Irfan kalau in real life akan gue tonjokin,” gurau Agra yang mendapat pelatihan vokal untuk film ini.
Ajakan untuk ikut terlibat di film “Galang” terasa seperti jodoh untuk Agra yang kala itu baru saja mengantar ibunya dari Bandung. Di pikirannya saat itu, tercetus keinginan untuk kembali lagi ke Kota Kembang. Tak disangka, dia mendapat tawaran untuk syuting di kota tersebut.
“Gue langsung semangat,” dia tersenyum.