Tangerang, Semartara.News – Dalam rangka memperingati Pekan ASI Sedunia, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang menyelenggarakan acara Wisuda ASI di tingkat kabupaten. Acara ini bertujuan untuk mengapresiasi para ibu yang telah berhasil memberikan ASI eksklusif selama enam bulan penuh kepada bayi mereka.
Mengutip tangerangkab.go.id, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Achmad Muchlis menyampaikan bahwa acara ini melibatkan 200 ibu dan bayi yang mewakili 11.000 ibu di seluruh kabupaten yang telah melaksanakan pemberian ASI eksklusif. Hingga semester pertama tahun 2024, tercatat bahwa 63,4 persen ibu di Kabupaten Tangerang telah berhasil memberikan ASI eksklusif.
“ASI eksklusif ini adalah ibu yang telah lulus selama 6 bulan berturut-turut tanpa diselingi tambahan, betul-betul ASI eksklusif. Baik di tingkat puskesmas, ibu-ibu itu didampingi nutrisionis dan ada edukator terkait dengan pemberian ASI,” ujar dia di gedung serbaguna Pemkab Tangerang, Rabu (21/8/2024).
Selain itu, Wisuda ASI ini diharapkan dapat mendorong lebih banyak ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayi mereka. Bahkan, saat ini beberapa kantor di Kabupaten Tangerang telah menyediakan pojok ASI, dan ada pemantauan khusus di sektor swasta untuk memastikan bahwa ibu yang bekerja tetap dapat memberikan ASI melalui pemompaan.
Plh Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang, Soma Atmaja menekankan pentingnya pemberian ASI eksklusif bagi kesehatan dan masa depan anak. “ASI ini jaminan masa depan buat anak, dia lebih sehat, lebih cerdas, lebih dari segalanya. Itu cukup untuk menjadi bekal anak ini,” ujarnya.
Ia juga menyoroti pentingnya edukasi bagi ibu muda agar mereka dapat memberikan ASI eksklusif minimal selama enam bulan dan idealnya hingga dua tahun. Menurutnya, ASI eksklusif berperan penting dalam mencegah stunting, masalah yang tengah dihadapi serius oleh pemerintah daerah.
Dalam acara yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten Ati Pramudji Hastuti memberikan apresiasi terhadap inisiatif Dinkes Kabupaten Tangerang dalam menyelenggarakan Wisuda ASI. Ia berharap program ini bisa terus dikembangkan dan diimplementasikan di seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Banten.
“Kita tahu bahwa salah satu intervensi penanganan perbaikan gizi adalah program peningkatan ASI eksklusif. Kita harap ini tidak dicampur susu formula selama 6 bulan, makanan terbaik hanya ASI karena mengandung gizi lengkap,” ujar dia.
Selain manfaat gizi, ASI eksklusif juga berperan dalam memperkuat ikatan emosional antara ibu dan anak, yang berdampak positif pada tumbuh kembang anak baik dari sisi kecerdasan maupun emosional. Ia juga menekankan pentingnya dukungan dari dunia kerja agar program ASI eksklusif dapat diterapkan oleh para ibu yang bekerja.
Dengan berbagai upaya ini, diharapkan semakin banyak ibu yang teredukasi dan terdorong untuk memberikan ASI eksklusif kepada anak-anak mereka, yang pada gilirannya akan membantu meningkatkan kualitas kesehatan generasi masa depan di Kabupaten Tangerang dan sekitarnya. (Sayuti)