Jakarta, Semartara.News – Program Vaksinasi Anak Indonesia, sebagai seorang Ibu dari dua orang anak, politisi Puan Maharani turut terpanggil mengajak para Ibu di Indonesia untuk melakukan vaksinasi pada anak-anaknya.
Ibu dari Praba Diwangkara Caraka Putra Soma dan Diah Pikatan Orissa Putri Hapsari atau yang sering disapa Pinka Hapsari, kembali mengingatkan tentang lonjakan kasus Covid-19 yang menimpa anak-anak Indonesia saat ini.
Menurutnya, bencana non-alam ini bisa menerpa siapa saja. Mengutip data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), jumlah kasus Covid-19 dengan pasien anak di Indonesia sudah mencapai 12,5 persen dari total kasus yang ada di Tanah Air.
Lebih lanjut, dia mengatakan, waktu awal masa pandemi, tidak ada yang bisa menyangka bahwa anak-anak akan terpapar virus ini, tapi nyatanya seiring berjalannya waktu terjadi juga.
“Berarti ibu-ibu harus lebih ‘bawel’ lagi soal protokol kesehatan kepada keluarganya. Saya ini juga seorang ibu, saya setiap hari selalu ingatkan anak-anak saya untuk jaga protokol kesehatan, padahal usia mereka sudah bukan anak kecil lagi,” ujar politisi Puan Maharani dalam keterangannya, Senin (28/6/2021).
Terkait gerakan vaksinasi anak Indonesia, Ketua DPR RI ini mengajak para orang tua untuk melakukan vaksinasi bagi anak-anaknya di sentra vaksinasi Covid-19, setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengizinkan penggunaan vaksin Sinovac Bio Farma dengan dosis 600 SU/0,5 mL untuk anak-anak usia di atas 12 tahun ke atas.
“Ayo para orang tua Indonesia siap-siap untuk mengajak anak vaksinasi. Ini saatnya untuk memberikan anak-anak kita perlindungan terbaik terhadap Covid-19,” kata Puan.
Di lain sisi, Politisi PDI Perjuangan ini menyadari, bahwa beban orang tua, terutama seorang ibu saat rumah sungguh berat, apalagi bagi mereka yang masih memiliki anak usia sekolah.
Terkait pembelajaran jarak jauh atau daring, mantan Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) itu menilai pasti menambah tanggung jawab orang tua dalam proses pendidikan anak saat dirumah.
“Biasanya yang bantu anak mengerjakan ‘pekerjaan rumah’ (PR) sekolah atau tugas-tugas lain adalah ibu. Padahal ibu juga masih ada yang harus bekerja meskipun bekerja dari rumah atau ‘work from home’,” lanjut alumni Universitas Indonesia.
Puan Maharani mengingatkan tentang peran dalam memastikan keselamatan anak ada di tangan kedua orang tua, sehingga ayah dan ibu harus bekerja secara bersama.
Politisi Perempuan ini mengatakan, melalui vaksinasi Covid-19, imunitas anak Indonesia terhadap virus tersebut akan terbentuk, sehingga dapat melindungi mereka dari risiko terpapar. Kemudian disaat pembelajaran tatap muka mulai diberlakukan, tubuh anak diharapkan lebih kuat melawan pandemi.
“Semoga vaksinasi anak ini dapat mempercepat realisasi pembelajaran tatap muka yang rencananya dilaksanakan pada Juli 2021. Namun ingat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan,” ujarnya.
Selain itu, Puan Maharani juga mengingatkan bahwa setelah vaksin, para orang tua harus menjaga asupan gizi anak agar tetap cukup dan seimbang.
Politisi Perempuan ini juga menceritakan tentang gerakan “Isi Piringku”, kebiasaan makan makanan sehat sekaligus untuk mengangkat makanan khas daerah, yang diiringi dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Seperti kebiasaan cuci tangan, banyak beraktivitas fisik, rutin memantau berat badan agar tetap normal, serta banyak minum air putih.
“Sejak 2017 saya dorong gerakan ‘Isi Piringku’, yaitu makan makanan yang sehat dengan gizi seimbang. Ini bermakna 10 pesan gizi seimbang dengan porsi makanan yang terdiri atas makanan pokok, lauk pauk, sayur-sayuran, dan buah-buahan,” katanya.
Politisi yang sangat jarang mengekspos diri ini berbagi tips tentang asupan gizi dalam perang melawan siluman Covid-19.
Penting juga untuk menjaga kesehatan dan keselamatan, terutama anak-anak, dari berbagai penyakit menular yang ada disekitar kita.
Lebih lanjut, dia menceritakan saat dirinya menjabat Menko PMK, salah satu agenda kerjanya adalah memperbaiki gizi anak Indonesia serta menurunkan angka stunting pada anak Indonesia.
Langkah ini menjadi salah satu prioritasnya, mengapa? Menurutnya, hal ini penting karena menyangkut masa depan SDM bangsa berkualitas yang memiliki produktivitas optimal.
Mengutip data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, dia menyebutkan bahwa prevalensi gizi kurang pada balita sebesar 19,6 persen, obesitas sentral 26,6 persen, masalah stunting atau perawakan pendek pada Balita 37,2 persen.
Menurut Puan Maharani, pada tahun 2016, angka stunting turun sekitar 30 persen dan tahun 2017 sudah turun menjadi 27,5 persen.
Namun dia menilai, pemerintah harus melanjutkan menurunkan angka tersebut hingga mencapai batas minimal dari WHO yaitu 20 persen.