Pengamat : Peristiwa Perampasan Partai Demokrat Pengaruhi Perekonomian

Perampasan Partai Demokrat
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyerahkan lima boks kontainer bukti atau dokumen ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) RI, Jakarta Senin (8/3/2021). (Foto - Antara)

Jakarta, Semartara.News – Ahli sosio-teknologi Nanyang Technological University (NTU) Singapura, Prof Sulfikar Amir, mengatakan, upaya perampasan Partai Demokrat oleh pihak eksternal partai, dapat mempengaruhi sektor perekonomian.

Ahli sosio-teknologi, Prof Sulfikar Amir, dalam rilis kegiatan Proklamasi Democracy Forum (PDF), yang dikutip dari LKBN Antara di Jakarta, mengatakan, kualitas demokrasi bergantung pada kualitas partai-partai politik sebagai aktor utama. “(Kemudian) pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial tergantung pada kualitas demokrasi, dan karenanya pada kualitas partai politik,” kata dia.

Sulfikar Amir menyampaikan kecemasannya, melihat upaya perampasan kepemimpinan Partai Demokrat tersebut. “Dalam agraria, dikenal land grab, atau perampasan tanah oleh pihak yang berkuasa. Dalam politik, ini menjadi power grab, apalagi ada indikasi ini dilakukan secara terorganisasi,” kata dia.

Dampak dari upaya kekuatan eksternal untuk merampas Partai Demokrat (power grab) secara sewenang-wenang, kata dia, mulai terasa di bidang keuangan, tercermin dalam indeks harga saham gabungan (IHSG) yang menurun.

Di samping itu, pelaku pasar modal, David Sutyanto, menyebutkan ada hubungan yang kuat antara kualitas demokrasi dan iklim investasi. Ia menjelaskan upaya pengambilalihan Partai Demokrat itu membuat iklim investasi menjadi panas. IHSG yang tadinya hijau menjadi merah.

David berharap, Pemerintah menyikapi isu ini dengan serius dengan tidak mengesahkan hasil kegiatan yang ilegal, untuk menjaga kepastian hukum dan iklim investasi. Analis politik, Syarwi Pangi Chaniago juga berharap, pemerintah mau bertindak adil, rasional, dan bijaksana menyikapi polemik tersebut.

Direktur Eksekutif Voxpol Research and Consulting Center itu menyoroti, terkait belum adanya respons dari Presiden Joko Widodo. Padahal, Kepala KSP, Moeldoko, yang terlibat dalam upaya perampasan Partai Demokrat ini, merupakan salah satu pembantu terdekatnya.

Mantan wartawan senior, Syahrial Nasution, menuturkan pengamatannya dari lokasi KLB ilegal di Deli Serdang. Dia menyimpulkan hal itu jelas-jelas perampasan dan pemaksaan kehendak. Kabalitbang PD, Tomi Satryatomo, menunjukkan pemetaan perang narasi untuk mempengaruhi opini publik antara kubu Partai Demokrat, dan para pelaku KLB ilegal menggunakan big data analytics.

Pada kubu Partai Demokrat, terlihat percakapan terjadi secara alamiah oleh akun-akun lembaga dan individu, sementara pada kubu KLB ilegal, percakapan dilakukan secara masif oleh akun-akun anonim. “Ini mengindikasikan Partai Demokrat menghadapi kekuatan di dunia maya yang memiliki sumber daya sangat besar,” ujar Tomi.

Tinggalkan Balasan