Semarang, Semartara.News – Pemerintah pusat diminta untuk memperhitungkan secara matang terkait rencana impor 1 juta ton beras, karena para petani, sudah mulai memasuki musim panen. Pernyataan itu disampaikan oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Senin (8/3/2021).
“Sebaiknya diperhitungkan dengan matang, karena ini petani kita mulai panen, petani butuh perhatian agar hasil panennya betul-betul bisa terbeli karena ongkos produksinya tidak murah,” kata Ganjar Pranowo, di Semarang, sebagaimana dikutip dari LKBN Antara.
Tidak sebatas itu, Ganjar juga mempertanyakan urgensi impor beras, dan meminta pemerintah memperhitungkan agar tidak mengguncang situasi pada saat memasuki musim panen ini. “Kalau alasan darurat bencana, boleh-boleh saja, ataupun impor beras khusus dan karena kebutuhan daerah tertentu, silakan, tapi harus dijelaskan secara detil agar tidak mengguncang situasi pada saat kita mau panen. Inikan sudah masuk musim panen,” ujarnya.
Politikus PDI Perjuangan itu menyebutkan, pada musim panen ini produksi beras di Indonesia dipastikan surplus dan berdasarkan perhitungan Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun), Jateng akan ada surplus 1 juta ton. “Iya kira-kira begitu (surplus, red). Kemarin dinas kita sudah menghitung, kalau dari sisi kebutuhan, kita bisa surplus satu jutaan (ton),” katanya.
Untuk diketahui, Pemerintah pusat akan melakukan impor beras sebanyak 1 juta ton pada awal tahun ini untuk menjaga stok beras nasional. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto, mengatakan, bahwa impor beras sebesar 1 juta ton yang dibagi 500.000 ton untuk cadangan beras pemerintah (CBP), dan sisanya sesuai kebutuhan Bulog.
Menurut dia, stok beras perlu dijaga karena pemerintah perlu melakukan pengadaan beras besar-besaran untuk pasokan beras bansos selama masa PPKM, serta terjadi bencana di beberapa tempat yang dinilai mengancam ketersediaan pasokan beras nasional.