4 Film Indonesia Lolos Final Pitching Docs By The Sea

SEMARTARA, Jakarta – Setelah melewati proses master class, IF/Then Shorts Story Development Lab akhirnya mengumumkan 10 project film dokumenter untuk diikutsertakan final pitching di Docs By The Sea pada Agustus 2018. Seleksi dilakukan setelah seluruh juri melakukan penilaian dari total 17 project film dari berbagi negara di kawasan Asia Tenggara.

Selanjutnya, masing-masing finalis akan kembali berkompetisi memperebutkan dukungan berupa cash prize, distribusi internasional. Seleksi akhir akan menghadirkan berbagai decision makers dunia (investor, praktisi dokumenter, lembaga funding internasional, stasiun televisi dsb).

Finalis yang terpilih tersebut berasal dari Indonesia, Filipina, Thailand dan Malaysia. Indonesia memiliki perwakilan terbanyak yaitu 4 project film yang berjudul Diary of Cattle (dari David Darmadi & Lidia K. Afrilita), Home (Arunaya Gondhowiardjo dan Firman Widyasmara), How Far I’ll Go (Ucu Agustin dan Dian Raisha) dan The Other Half (Wahyu Utami Wati dan Damar Ardi). Sementara Filipina meloloskan 3 project film yaitu Bullet-Laced Dreams (Cha Escala & Kristoffer Brugada), The Legend of The Fish (Venice Atienza) dan Touch the Color (Baby Ruth Villarama dan Carlo Joel Gutierrez). Thailand memiliki 2 project film yaitu Dancing Queen (Watcharee Rattanakree dan Apichon Rattanapayon) dan Swallows Trapped in Twilight (Komtouch Napattaloong dan Nontawat Numbenchapol). Terakhir, Malaysia diwakili oleh 1 project film yaitu Songbirds of Aceh (Aminda Faradilla dan Jean Chang).

10 film tersebut akan meneruskan proses pengembangan cerita dan mengikuti workshop tambahan di Bali pada tanggal 2-5 Agustus 2018. Di akhir program IF/then, 4 film dari Asia Tenggara akan memenangkan hibah dana sebesar masing-masing Rp 100 juta rupiah. Selain 4 pemenang hibah dana, 1 film akan memenangkan hibah produksi dari Al Jazeera yang juga berarti kesempatan ditayangkan di channel Al Jazeera. Kelima pemenang program ini juga akan mendapat dukungan mentorship dan distribusi dari Tribeca. Film-film pemenang akan dipromosikan ke partner-partner distribusi Tribeca Film Institute, seperti POV, The Guardian, The New York Times, Netflix, ITVS, iTunes, Vimeo dan banyak lagi yang lain.

Selain melakukan seleksi dengan terpilihnya 10 film di atas, diberikan juga beberapa penghargaan lain. Antara lain dari British Council berupa Special Prize menghadiri festival film dokumenter terbesar di Inggris, Sheffield Doc/Fest. Kesempatan ini diberikan kepada Lidia K. Afrilita dari film Diary of Cattle. Sementara penghargaan terakhir untuk kategori The Most Improved Pitch jatuh kepada film THE ACT OF FORGIVING dari Indonesia oleh Kurnia Yudha Fitranto & Teguh Hari.

Sebelum proses seleksi dilakukan, seluruh peserta wajib mengikuti master class selama 3 hari, 4-6 Mei 2018. Master class ini diisi oleh 5 mentor kelas dunia dari film dokumenter yang memberikan materi pada penguatan pengembangan cerita, teknis hingga jalur distribusi. Para mentor tersebut yaitu Mridu Chandra (Director of IF/Then), Aloke Devichand (Al Jazeera), Gary Byung-Seok Kam, John MacFarlane dan Sebastian Wingkels. Perhelatan If/Then Short terselenggara atas kolaborasi Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF), Tribeca Film Institute, Al Jazeera, British Council dan In-Docs.

Proyek-proyek film dokumenter IF/Then mengangkat berbagai kisah yang mengajak kita menjadi masyarakat yang lebih berwawasan, peduli, punya nurani. Dengan dukungan program IF/Then, para pembuat film yang ingin cerita-cerita ini mendapat perhatian lebih akan mampu bercerita dengan lebih menarik. Mereka akan mendapatkan pendanaan untuk merealisasikan cerita mereka dengan kualitas internasional, dan akan terhubung dengan platform-platform distribusi dari seluruh dunia yang merupakan mitra Tribeca Film Institute. Di Indonesia, In-Docs akan menjadi katalis distribusi dalam negeri, sehingga cerita-cerita ini mendapat penonton yang luas di Indonesia. (Wid)

Tinggalkan Balasan