Κita tak pernah menyangka saat ini seolah dunia dalam “genggaman”. Revolusi dalam dunia teknologi komunikasi, telepon seluler (ponsel) temuan Dr. Martin Cooper, yakni Motorola DynaTAC 8000X di tahun 1970-an telah menjadi tonggak sejarah awal terhubungnya orang-orang dari berbagai belahan dunia dengan telepon genggam (handphone/HP).
Temuan ponsel tersebut baru dipasarkan secara luas (publik) pada tahun 1983 dengan harga fantastis yaitu USD 3.995 atau sekitar Rp 3,8 juta (1 US$ = Rp. 970). Nilai uang 3,8 juta rupiah tahun 1983 saat ini setara lebih dari 40 jutaan.
Tentu sangat terbatas orang yang bisa memilikinya dibanding hari ini hampir setiap orang memiliki HP dengan berbagai spesifikasi dan fitur yang tersedia dengan harga terjangkau.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, mencatat 67,88% penduduk Indonesia berusia 5 tahun ke atas sudah memiliki ponsel atau HP.
Berdasarkan data Newzoo tahun 2022, Indonesia berada di urutan keempat jumlah pengguna HP, smartphone di dunia setelah China, India dan Amerika Serikat.
Menurut laporan “State of Mobile 2023” yang dipublikasi oleh firma riset pasar aplikasi data.ai mencatat bahwa setiap orang Indonesia rata-rata menghabiskan 5,7 jam per hari pada 2022.
Namun dari data riset tersebut tergambar bahwa masyarakat Indonesia belum optimal dalam memanfaatkan fitur dan aplikasi yang tersedia di HP dan cenderung masih sedikit mengakses layanan aplikasi pendidikan, berita, serta info bisnis.
Lalu apa yang dilihat atas potret pengguna HP di Indonesia oleh pasangan capres cawapres Ganjar Mahfud?
Pertama bahwa Mas Ganjar dan Prof Mahfud harus memanfaatkan disrupsi teknologi komunikasi untuk memperpendek rantai birokrasi dengan sistem digitalisasi.
Rakyat harus mudah mendapat layanan pemerintah semudah mereka berkomunikasi di media sosial kapanpun dan darimanapun.
Kedua, melihat data riset yang menempatkan Indonesia sebagai salahsatu pengguna HP terbesar di dunia maka ini adalah kekuatan pasar ekonomi digital.
Oleh karena itu melalui program “HP Sakti”, Ganjar Mahfud mendukung rintisan usaha digital (start up), mendorong geliat beragam aktivitas digital dengan kemudahan pembiayaan, insentif pajak, dan inkubasi bisnis seperti membangun “hetero space” yang telah dibangun di Semarang, Solo dan Purwokerto saat mas Ganjar menjadi Gubernur Jawa Tengah.
Kemudian Ganjar Mahfud berkomitmen akan meningkatkan peran pelaku usaha dan produk domestik dalam aktivitas ekonomi digital termasuk e-commerce untuk mendukung perkembangan UMKM lokal seperti yang telah dilakukan saat menjadi Gubernur Jawa Tengah melalui aplikasi Lapak Ganjar.
Dan yang ketiga, sebagai bentuk kehadiran negara dalam mendukung layanan digital maka Ganjar Mahfud berkomitmen agar tidak ada “blank spot” untuk memastikan akses digital bagi seluruh rakyat di setiap pelosok tanah air. Mewujudkan koneksi internet kuat, cepat, dan murah sehingga mendorong aktivitas digital berkembang, produktif, dan memiliki daya saing di tingkat internasional.
Lalu digitalisasi birokrasi dengan peningkatan literasi digital bagi aparatur pemerintah sebagai pelaksana regulasi. Jangan malah aparatur yang menghambat atau memperlambat layanan karena gagap teknologi.
Kemudian menyediakan aplikasi nasional baik berupa layanan pemerintah (pengaduan, bansos, subsidi pupuk untuk petani, subsidi kebutuhan nelayan, subsidi rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah), aktivitas ekonomi digital, edukasi dan program beasiswa, hiburan (seni budaya) sehingga bangsa kita berdaulat dalam bidang digital tidak dibanjiri aplikasi dari luar negeri.
Dan yang paling penting adalah kehadiran negara dalam perlindungan data pribadi dengan payung hukum undang-undang termasuk penjaminan hak-hak digital serta proteksi terhadap ancaman seperti judi online, pornografi dan perdagangan orang.
Dengan tersedianya infrastruktur digital yang memadai, dukungan aparatur yang terampil teknologi digital, beragam aplikasi layanan pemerintah, aktivitas ekonomi digital, edukasi dan program beasiswa, hiburan (seni budaya) maka “HP Sakti” benar-benar menjadi sistem layanan terpadu dan terintegrasi yang dapat diakses dengan mudah dari tempat manapun.
Oleh karena itu berbekal pengalaman mas Ganjar di Jawa Tengah kami sangat yakin pasangan Ganjar Mahfud jika diberi amanah oleh rakyat akan mampu mempercepat digitalisasi layanan pemerintah melalui program HP Sakti. Sehingga birokrasi menjadi efisien, cepat, akurat dan menutup celah terjadinya pungli serta birokrasi transaksional. Semua tuntas dalam genggaman.***