Sosok  

Abraham Garuda Laksono: Padepokan Kebangsaan Karang Tumaritis Tempat Mencetak Kader Bangsa yang Unggul

padepokan kebangsaan karang tumaritis
Dari kiri, Dubes Tunisia Zuhairi Misrawi, Kepala BKN PDI Perjuangan Aria Bima, Sekjend DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Inisiator Padepokan Kebangsaan Karang Tumaritis Ananta Wahana, saat peresmian ulang padepokan pada 2021 lalu/Foto: Dok Semartara.

Banten, Semartara.News — Politisi milenial PDI Perjuangan, Abraham Garuda Laksono berkomitmen untuk berperan lebih menghadapi persoalan kebangsaan yang sedang tidak baik-baik saja akhir-akhir ini.

Memang persoalan kebangsaan saat ini kompleks dan rumit. Ruang publik penuh polarisasi opini, anak bangsa saling menyalahkan. Pro kontra berseteru mencari pembenaran dengan jalan sendiri-sendiri.

Sumpah untuk bertumpah darah satu yang menjadi pondasi kebersamaan ribuan suku dan bahasa penghuni negeri terkoyak karenanya.

Kita memang berbeda-beda, namun itu adalah jalan menuju kebersamaan. Dengan bersama kita temukan kekuatan harmoni untuk mencapai kesejahteraan bersama.

“Jalan pentingnya adalah memperkuat rasa kebangsaan. Dan Padepokan Kebangsaan Karang Tumaritis telah mengambil peran itu,” ungkap Abraham.

Padepokan kebangsaan yang dibangun dengan semangat dan cita-cita menjadi ‘kebun’ tempat persemaian kader-kader nasionalis dan Pancasilais yang unggul.

Tempat belajar kaum muda dan masyarakat umum untuk menempa diri dengan berbagai pelatihan kepemimpinan.

Serta menjadi sekolah darurat bagi anak pengungsi dari daerah konflik di Timur Tengah. Seperti Syiria, Irak, Aghanistan, maupun dari negara tetangga Vietnam.

Sejarah Padepokan

Padepokan Kebangsaan Karang Tumaritis berdiri sekitar tiga belas tahun silam, tepatnya pada 2010, berlokasi di Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, Banten.

Padepokan ini secara kelembagaan berbentuk yayasan yang diketuai Abraham. Berdiri di atas lahan seluas 3000 meter persegi.

Dulunya tanah yang kini menjadi tempat belajar berbagai elemen kebangsaan itu, merupakan hutan bambu yang dipenuhi banyak ular.

Cerita ini disampaikan Ananta Wahana, tokoh politik berpengaruh di Banten dari PDI Perjuangan yang juga sebagai inisiator pendirian padepokan.

Selama kurun waktu itu, padepokan menjadi pusat penggemblengan soal kebangsaan, dan tempat komunitas seni budaya berekspresi.

Juga menjadi tempat bagi organisasi-organisasi pemuda dan mahasiswa untuk berkegiatan, seperti HMI, GMNI, PMII, serta organisasi lainnya.

Banyak tokoh utama politik nasional pernah datang. Antara lain, Akbar Tandjung, (Alm) Bondan Gunawan, Jenderal TNI (Purn) Ryamizad Ryacudu, Antasari Azhar, hingga Joko Widodo.

“Kedatangan para tokoh dan para kesatria ini, menjadikan Padepokan Kabangsaan Karang Tumaritis mirip seperti kampung tempat tinggalnya tokoh perwayangan, yaitu Semar dan Bandrayana,” tutur Ananta menjelaskan.

Kata dia, Semar itu merupakan tokoh penggambaran rakyat wong cilik yang sederhana, namun disegani oleh para dewata dan kesatria.

Bahkan dihadapan Semar, Batara Kala yang menguasai dunia setan pun tunduk padanya, dan tobat menjadi Dewata Guru.

“Itu juga yang menjadi alasan, mengapa padepokan ini diberi nama Karang Tumaritis. Yaitu, seperti kampungya Semar yang didatangi oleh para kesatria,” ungkap Ananta.

Kemudian setelah melakukan beberapa renovasi, pada 2021 Padepokan Kebangsaan Karang Tumaritis diresmikan ulang oleh Sekjend DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, ditandai dengan menandatangani Monumen Bung Karno.

“Bung karno mengatakan Indonesia yang berkepribadian dalam kebudayaan. Dan di situlah padepokan ini, semua suku dan agama, semua umat manusia Indonesia bisa bersatu dalam semangat yang sama. Bergelora dengan tegap yang sama, yaitu untuk Indonesia Raya kita,” ujar Hasto.

Beberapa tokoh nasional ikut hadir, seperti Aria Bima Kepala BKN DPP PDI Perjuangan, Deddy Yevri Hanteru Sitorus Anggota Komisi VI DPR RI, Yustinus Prastowo Stafsus Menteri Keuangan, Enny Sri Hartati Ekonom Senior Indef, Zuhairi Misrawi intelektual muda muslim yang sekarang Dubes Tunisia.

Hadir pengurus dari Organisasi Cipayung, seperti Ketua Umum DPP GMNI Arjuna Putra Aldino, dan Sekjen DPP GMNI M Ageng Dendy Setiawan, Ketua Umum KMHDI, Ketua Umum LMND, PP GMKI, perwakilan PMII, perwakilan Hikmabudhi, Aktivis Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah.

Menurut Abraham, dengan diresmikan ulang, Padepokan Kebangsaan Karang Tumaritis kini telah memiliki fasilitas cukup memadai.

“Dan Padepokan ini didedikasikan menjadi tempat persemaian kader-kader bangsa yang unggul,” ucap Abraham.(TIM)

Tinggalkan Balasan