AHY Sebut Gerakan KLB Partai Demokrat Tidak Terkait Jokowi

KLB Partai Demokrat
Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memberikan keterangan pers di kantor DPP Partai Demokrat , Jakarta, Senin (1/2/2021). AHY menyampaikan adanya upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa yang diduga gerakan itu melibatkan pejabat penting pemerintahan. (Foto – Antara)

Jakarta, Semartara.News – Menurut Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), gerakan mendorong Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat tidak ada kaitannya dengan Presiden Joko Widodo.

AHY menjelaskan, perbuatan membawa-bawa nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam gerakan KLB Partai Demokrat itu, hanya akal-akalan kelompok gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat (GPK-PD), untuk menakut-nakuti para kader agar mau bergabung dalam gerakan mereka.

“Terhadap hal itu, saya sudah mendapatkan sinyal bahwa Presiden tidak tahu-menahu tentang keterlibatan salah satu bawahannya itu. Ini hanya akal-akalan kelompok GPK-PD untuk menakut-nakuti para kader,” ujar AHY dalam siaran pers Partai Demokrat di Jakarta, sebagaimana dikutip dari LKBN Antara, Kamis (18/2/2021).

AHY juga menduga, perbuatan membawa-bawa nama Presiden Jokowi itu dilakukan untuk memecah-belah hubungan yang terjalin antara Jokowi dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sebab, menurutnya, selama ini SBY memiliki hubungan yang cukup baik dengan Presiden Jokowi.

“Tapi kelompok ini berusaha memecah-belah hubungan yang telah terjalin dengan baik itu,” kata AHY.

AHY mengatakan, bahwa GPK-PD memiliki pola kuno untuk menjadikan seseorang menjadi Ketua Umum Partai Demokrat, yaitu, melalui Kongres Luar Biasa. Ia menyampaikan, gerakan itu mula-mula berupaya mempengaruhi para pemilik suara sah Partai Demokrat. “Karena tidak berhasil, mereka mencoba mempengaruhi pengurus DPD dan DPC, tapi tidak berhasil juga,” imbuhnya.

Kemudian, lanjut AHY, mereka mencoba mempengaruhi mantan pengurus yang kecewa, mengklaim bahwa itu merepresentasikan pemilik suara, dan telah berhasil mengumpulkan sekian puluh bahkan sekian ratus suara. Dia menegaskan, bahwa klaim itu tidak benar. Selain itu, GPK-PD melakukan itu supaya bisa menggelar KLB karena faktor internal. Padahal itu muncul karena persoalan eksternal.

“Persoalannya adalah eksternal, yaitu kelompok ini sangat menginginkan seseorang menjadi calon presiden 2024 dengan jalan menjadi Ketua Umum PD melalui KLB,” singgung AHY.

AHY menyadari, jika setiap organisasi memiliki persoalan, dan setiap persoalan itu masih bisa ditanganinya sampai hari ini dengan menemukan solusinya melalui dialog.

“Saya sejak hari ini sudah keliling kembali ke DPC-DPC di daerah-daerah untuk memastikan persoalan-persoalan antara hubungan DPP-DPD-DPC berjalan dengan baik. Saya paham, seringkali DPC kangen untuk bertemu Ketumnya, dan menyampaikan persoalannya secara langsung,” tukas AHY.

Tinggalkan Balasan