Sosialisasi 4 Pilar MPR RI, Abraham Beri Pemahaman Pancasila pada Umat Katolik

Direktur Karang Tumaritis Institute, Abraham Garuda Laksono memberikan pemahaman Pancasila kepada umat Katolik di acara Sosialisasi 4 Pilar MPR RI di ruang serba guna Santa Bernadet, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, Banten.
Abraham Garuda Laksono saat menyampaikan materi sosialisasi empat pilar MPR RI bersama umat Katolik (Foto: Kahfi)

Kota Tangerang, Semartara.News — Direktur Karang Tumaritis Institute, Abraham Garuda Laksono memberikan pemahaman Pancasila kepada umat Katolik di acara Sosialisasi 4 Pilar MPR RI di ruang serba guna Santa Bernadet, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, Banten.

Dalam sosialisasi itu, Abraham menjelaskan geografis Indonesia yang merupakan negera keempat dengan jumlah penduduk terbanyak, yaitu 270 juta penduduk. Ditambah, menurut sensus Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2010, terdapat 1340 suku dan 652 bahasa daerah. Selain itu, Indonesia memiliki beragam budaya dan kepulauan terbesar di dunia.

Yang menakjubkan, lanjut sosok muda jebolan James Cook University Singapura itu, Indonesia bisa menjaga persatuan dan kesatuan selama 77 tahun.

“Bapak – ibu, kakak-kakak sekalian, hal itu sangatlah sulit, bahkan mustahil. Dalam sejarah dunia modern, ada dua contoh bangsa besar yang hancur terpecah-belah karena perbedaan, seperti Yugoslavia,” kata Abraham, generasi muda yang merintis usaha di bidang IT dan Energi, pada Minggu, (21/5/2023).

Padahal, kata Abraham, Yugoslavia tidak sebesar Indonesia. Lantas, kenapa Indonesia yang memiliki luas sekitar 2 juta kilometer persegi tetap utuh sementara Yugoslavia yang hanya 200 ribu kilometer persegi terpecah-pecah.

Hal itu terjadi, tambah Abraham, lantaran jejak peninggalan pemimpinnya terdahulu. Abraham mengatakan bahwa Bung Karno meninggalkan bangsanya sebuah ideologi yaitu Pancasila sedangkan pemimpin Yugoslavia, Josip Broz Tito hanya meninggalkan kekuatan militer.

“Aku tidak khawatir, karena telah kuwariskan Pancasila sebagai jalan hidup bangsa Indonesia,” kata Abraham, mengutip perkataan Bung Karno.

“Jadi itulah, pemersatu negara kita bukan lem istimewa, bukan hipnotis, bukan militer, tetapi sebuah ideologi yang kuat bernama Pancasila,” tegasnya.

Sehubungan dengan itu, Abraham menjelaskan bahwa Pancasila adalah filosfiche groundslag, weltanshaung (ideologi). Adapun ideologi merupakan seperangkat keyakinan dan atau ketidakyakinan yang berorientasi kepada tingkah laku (action oriented).

Tinggalkan Balasan