SEMARTARA, Tangerang – Padepokan Kebangsaan Karang Tumaritis (PKKT) yang berlokasi di Kampung Babagan, Kelurahan Bonang, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang menjadi pusat edukasi, dan peradaban, baik sosial, ekonomi, budaya, maupun politik.
Berbagai kegiatan pun dilakukan untuk mengedukasi, dan mengajak masyarakat berfikir lebih maju, dan cerdas dalam menghadapi tantangan jaman. Mulai dari pembasisan Pancasila, pelatihan pengelolaan media sosial, pengkaderan, pagelaran seni budaya, dan berbagai ajang diskusi; baik mahasiswa, masyarakat umum, partai politik, hingga lintas komunitas.
Pengasuh PKKT, Ananta Wahana menjelaskan, didirikannya padepokan tersebut karena ia melihat kemerosotan budaya yang mulai nampak di masyarakat, bahkan sudah merambah generasi muda. Untuk itu, dengan mengusung nama Padepokan Kebangsaan Karang Tumaritis, ia berharap ini bisa menjadi semacam tempat para ‘punokawan’ dalam cerita pewayangan, sebagai simbul peradaman manusia yang benar, dan menjalankan titah sebagai manusia yang taat pada aturan, dalam menyebarkan kebaikan dan kebenaran.
“Kita berharap, ini menjadi sebuah ajang untuk membangun peradaban. Menjadikan manusia yang buruk menjadi baik, dan cerdas dalam menghadapi situsi apa pun,” ujar Ananta Wahana, usai kegiatan pelatihan tim survei oleh Ananta Center, Kamis 10 Mei 2018.
Di padepokan ini juga dilengkapi dengan Taman Bacaan, serta berbagai fasilitas kesenian seperti gamelan Jawa, serta wayang kampung. Hal ini dilakukan, bertujuan untuk mengajak masyarakat agar tetap mencintai serta melestarikan seni dan budaya tradisional. Termasuk mengingatkan pada sejarah masuknya agama Islam, pada jaman Walisongo. Karena pada saat itu, wayang dan gamelan menjadi media untuk menyebaran agama Islam di tanah Jawa.
“Budaya ini juga bagian dari sejarah yang harus kita jaga kelestariannya. Jangan sampai kita lupa dengan sejarah dan budaya kita, karena ini adalah cikal bakal peradaban manusia. Pada saat bulan puasa kita juga menggelar acara buka puasa bersama, dan juga sahur bersama,” tandasnya.
Beberapa tokoh nasional seperti Akbar Tanjung, Riamizard Riyakudu, Bondan Gunawan, Sudaryanto, Antasari Azhar, dan Joko Widodo (Jokowi) sebelum menjabat sebagai Prsiden RI juga pernah melakukan diskusi di padepokan tersebut. (Wid)