SEMARTARA, Serang – Banyaknya pedagang yang menggelar barang dagangan hingga memakan badan jalan dan trotoar di Kota Serang, berdampak kesemrawutan dan kemacetan.
”Sebetulnya terkait para pedangang itu. sudah jauh hari kita himbau agar pedagang tertib,” kata Wakil Walikota Serang Sulhi Khoir, di temui di daerah Taktakan, Kota Serang, Jum’at (18/5).
Para pedagag boleh berdagang, namun pada sore hari saja. Setelah berjualan, tempat berjualannya harus dibersihkan kembali.
”Saya himbau pada masyarakat, boleh berjualan tapi berjualan di tempat yang ditentukan oleh pemerintah. Ini harus di taati,” himbaunya.
Lanjut Sulhi, untuk takjil jualannya harus di sore hari menjelang buka puasa. Tapi tidak di setiap jalan boleh menggelar barang lapak dagangan sembarangan.
”Sampah dan bekas dagangannya harus dibawa oleh pedagang sendiri setelah selesai. Bukan ada di jalan, supaya tidak mengganggu ketertiban. Seperti di pasar lama, boleh berjualan tapi di dalamn bukan di jalannya. Kalau di jalan tidak boleh,” jelasnya.
Selama ini para pedagang banyak dikeluhkan pejalan kaki dan pengguna jalan, lantaran menggelar barang dagangannya di atas trotoar. Pejalan kaki kehilangan haknya dan membuat penyempitan jalan yang menimbulkan kemacetan.
Pihaknya, sudah berkali-kali membersihkan, kesadaran masayarakat diperlukan. Pemerintah bukannya melarang masyarakat untuk berjualan, tapi jangan di badan jalan.
“Setelah berdagang harusnya sampah dan bekas dagangannya dibersihkan, jangan ditinggal gitu saja. Kesadaran pedagang harus ditingkatkan,” pungkasnya. (B1-yu)