Marak Kasus Bullying di Tangerang, Ananta Gelar Sosialisasi 4 Pilar Bersama Pelajar

sosialisasi 4 pilar
Direktur Karang Tumaritis Institute, Abraham Garuda Laksono tengah menyampaikan materi Sosialisasi 4 Pilar MPR RI, bertempat di Gedung PWI Kabupaten Tangerang, Rabu (6/3/2024).

Tangerang, Semartara.News — Anggota MPR RI Dapil Banten Ananta Wahana menggelar Sosialisasi 4 Pilar bersama pelajar SMKN 5 Kabupaten Tangerang.

Kegiatan sosialisasi itu dilaksanakan di Gedung Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Tangerang, Rabu (6/3/2024).

Menurut Ananta, akhir-akhir ini dirinya sering mendengar dan membaca berita terkait kasus perundungan atau bullying di lingkaran pelajar.

Karena itu, lanjut Ananta ingin berdiskusi dengan pelajar dalam hal ini terkait Pancasila.

“Saya dengar dan baca berita banyak kasus pelajar menggebuki teman sebayanya. Sehingga, Sosialisasi 4 Pilar ini sangat penting untuk pembinaan,” kata Ananta.

Selanjutnya, Ananta meminta kepada para pemateri untuk menjelaskan makna yang terkandung di dalam Pancasila.

Anggota MPR RI Ananta Wahana dalam forum Sosialisasi 4 Pilar bersama pelajar SMKN 5 Kabupaten Tangerang.

Narasumber dari PWI Kabupaten Tangerang, Endang Jaya Permana menyampaikan, bahwa prilaku bullying tidaklah mencerminkan nilai-nilai Pancasila.

Kata Endang, kasus bullying dianggap sebagai pelanggaran sila ke-2 Pancasila karena hak dan martabat seseorang tidak dihargai, dimana seorang individu diperlakukan tidak setara karena individu lain menganggap dirinya lebih baik dalam segi tertentu.

“Bullying bertentangan dengan Sila ke-2 yakni Kemanusiaan yang Adil dan Beradab,” ujarnya.

Oleh karenanya, lanjut dia, agar masyarakat mendapat gambaran mengenai efek- efek yang akan ditimbulkan akibat tindakan bullying sebagai salah satu bentuk tindakan melawan hukum yang melanggar norma hukum positif di Indonesia.

“Jadi sudah seharusnya mendapat hukuman yang berlaku dan juga hukuman sosial,” terangnya.

Pemateri lainnya, Direktur Karang Tumaritis Institute, Abraham Garuda Laksono menceritakan pertemuan Bung Karno dengan Pemimpin Yugoslavia Josip Broz Tito.

Kala itu, kata Abraham, Bung Karno bertanya soal warisan Josip untuk negaranya.

Dan pemimpin Yugoslavia itu menjawab bahwa dia mewariskan kekuatan militer yang sangat kuat untuk negaranya.

Kemudian, lanjut Abraham, Bung Karno ditanya balik oleh Josip, soal warisan untuk Indonesia.

Jawab Bung Karno, “Aku mewariskan Pancasila sebagai jalan hidup bangsa Indonesia,”.

Dan terbukti, sepeninggal kedua tokoh dunia itu, bahwa Yugoslavia hancur terpecah-pecah. Sementara, Indonesia masih utuh.

“Jadi negara kita tetap utuh hingga kini, lantaran warisan Bung Karno yaitu Pancasila sebagai perekat dan pemersatu bangsa,” ungkap Abraham.

Karena itu, imbuhnya, prilaku bullying bukanlah sikap persatuan atau kasih sayang terhadap sesama saudara sebangsa yang dapat memecah belah.

“Maka, sebagai generasi penerus bangsa, kita harus meninggalkan atau menghilangkan prilaku bullying,” tungkasnya.

Dalam pantauan, para pelajar sangat antusias mengikuti sosialisasi tersebut. Dan, aktif mengajukan beberapa pertanyaan terkait Pancasila. (TIM)

Exit mobile version