Jakarta, Semartara.News – Survei Y-Publika tempatkan politisi perempuan Puan Maharani unggul dalam bursa calon wakil presiden Republik Indonesia. Elektabilitas Ketua DPR RI ini mencapai angka 16,2 persen. Nama Puan Maharani cukup mengejutkan, karena mengungguli Sandiaga Uno dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
“Di antara tokoh-tokoh yang kurang diunggulkan sebagai capres, Puan Maharani merupakan kandidat terkuat dalam bursa cawapres,” kata Direktur Eksekutif Y-Publica Rudi Hartono dalam siaran persnya, di Jakarta, Rabu (26/5/2021).
Meskipun tidak memiliki rekam jejak bertarung dalam jabatan eksekutif di daerah, kata Rudi, Puan memiliki karier politik yang cukup mumpuni. Diplot menjadi penerus dalam regenerasi PDI Perjuangan, Puan telah teruji sebagai anggota DPR, menteri koordinator, dan kini menjabat Ketua DPR.
“Puan bisa dibilang tokoh masa depan PDI Perjuangan yang notabene adalah partai kuat dan berkuasa selama dua periode berturut-turut,” ujarnya, dikutip dari antaranews.com.
Sebagai politisi perempuan, Puan dinilai mampu membangun karisma seperti halnya Megawati yang telah membesarkan partai berlogo kepala banteng ini.
Dibandingkan dengan Sandi atau pun AHY, karier politik Puan pun jauh lebih panjang. Puan telah menjadi anggota DPR sejak 2004 dan meraih suara terbanyak di daerah pemilihannya di Jawa Tengah.
Sandi dan AHY baru terjun ke politik ketika maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta.
Selain ketiga nama itu, ada pula sejumlah tokoh lain seperti Menteri BUMN Erick Thohir (8,8 persen), Menko Polhukam Mahfud MD (6,5 persen), Tri Rismaharini (3,9 persen), Khofifah Indar Parawansa (3,3 persen), Airlangga Hartarto (2,8 persen), dan Susi Pudjiastuti (1,6 persen).
Mereka memiliki latar belakang yang kuat di pemerintahan dan partai politik. Selain itu, ada pula tokoh muda Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha (1,2 persen) yang dalam 10 besar bursa cawapres.
Nama-nama lainnya sekitar 5,7 persen, dan responden yang tidak tahu/tidak jawab sebesar 24,3 persen.
Survei Y-Publica dilakukan pada 1-10 Mei 2021 terhadap 1.200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Survei dilakukan melalui sambungan telepon kepada responden yang dipilih acak dari survei sebelumnya sejak 2018. Margin of error ±2,89 persen, tingkat kepercayaan 95 persen.