Banteng Senayan Gus Nabil Ungkap “Worst Case Scenario” Saat Darurat!

Banteng Senayan Gus Nabil Ungkap Worst Case Scenario Saat Darurat!
Vaksinasi Covid-19 di Cilandak Town Square, Jakarta Selatan, Selasa (13/7/2021) (Foto - Istimewa)

Jakarta, Semartara.News – Banteng Senayan Gus Nabil mengungkapkan, bahwa kondisi pandemi Covid-19 yang terjadi di Tanah Air sedang tidak baik-baik saja. Meluasnya pandemi harus disikapi dengan kebijakan strategis, cepat dan terukur.

Menurutnya, PPKM Darurat yang sedang diberlakukan dan rencanannya akan diperpanjang harus memperhatikan dampak serta efektivitasnya.

“Melakukan monitoring dan evaluasi harian dengan data yang terintegrasi sangat penting. Diantaranya, terkait jumlah kasus, kondisi rumah sakit, penanganan isolasi mandiri, penguatan infrastruktur sosial dan fasilitas kesehatan di tingkat desa sekaligus ketahanan pangan,” ungkap Banteng Senayan Gus Nabil dalam keterangannya, Kamis (15/7/2021).

Lebih lanjut, Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PDI Perjuangan menilai, jika angka positif Covid-19 meningkat menjadi 100 ribu per hari, maka langkah dalam membaca dan melihat “Worst Case Scenario” harus disiapkan.

“Worst case scenarionya (scenario terburuk) dengan lockdown total di kawasan-kawasan yang zona hitam dan merah dari Covid-19, sekaligus menguatkan ketahanan panganan di wilayah masing-masing. Peran RT, RW dan pihak desa sangat krusial untuk memantau warganya yang membutuhkan bantuan,” ucap Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama.

Banteng Senayan Gus Nabil Ungkap Worst Case Scenario Saat Darurat!
Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PDI Perjuangan , Muchamad Nabil Haroen

Tambahnya lagi, Penguatan ketahanan pangan menjadi penting ketika situasi ini benar terjadi, karena pandemi ini akan berlangsung dalam waktu yang tidak sebentar.

“Perlu ada skenario bagaimana menyiapkan stok pangan di secara lokal, di wilayah desa atau kelurahan dengan pemanfaatan lahan yang ada. Diversifikasi pangan penting, juga menggerakkan ibu-ibu dan pemuda untuk menguatkan ketahanan pangan dengan menanam umbi-umbian dan sayuran sebagai stok pangan di kawasan masing-masing,” kata Banteng Senayan Gus Nabil.

Selain itu, fasilitas kesehatan untuk Covid-19 di tingkat desa perlu diperkuat, serta rekrutmen relawan desa bidang kesehatan yang terkoneksi dengan puskesmas dan RS setempat.

“Untuk mendukung penguatan fasilitas kesehatan, pemerintah telah melakukan beberapa langkah di antaranya dengan menggunakan Asrama Haji sebagai rumah sakit darurat. Di sisi lain, langkah percepatan vaksinasi juga dilakukan untuk membantu penanganan pandemic,” lanjut Anggota DPR Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Tengah V.

Menurutnya lagi, pemerintah juga mencari alternatif lain untuk penggunaan gedung-gedung publik sebagai sarana isolasi mandiri. Kementerian Pertahanan juga telah melakukan langkah-langkah penggunaan sarana dan prasarana di lingkungan kementerian itu untuk rumah sakit darurat.

 

 

Tinggalkan Balasan