FOTO: Dr. HM. Hidayat Nurwahid, Wakil Ketua MPR RI, saat Diwawancara Wartawan
SEMARTARA, Kota Tangerang (23/3) – Bonus Demografi merupakan sebuah keuntungan yang akan dialami bangsa Indonesia dimana bangsa ini akan didominasi sumber daya manusia yang produktif. Namun, upaya-upaya untuk menggagalkan dan menghancurkan begitu gencar salah satunya melalui narkoba. Demikian diungkapkan Wakil Ketua MPR RI, Dr. HM. Hidayat Nurwahid, baru-baru ini.
“Indonesia akan mengalami bonus demografi yang pada tahun 2030 diprediksi menjadi puncaknya. Oleh karena itu banyak bangsa luar yang iri terhadap bangsa kita dan kemudian berupaya menghancurkan generasi muda salah satunya melalui narkoba,” paparnya, usai menghadiri kegiatan Launching jurusan terbaru Sekolah Tinggi Agama Islam Asy Syukriyyah, Cipondoh Kota Tangerang.
Di Provinsi Banten, lanjut dia, penangkapan dan peredaran narkoba tercatat paling banyak, bahkan hampir rata-rata sasarannya untuk para pemuda diusia produktif. Dengan demikian, hal tersebut menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia yang akan mengalami bonus demografi kedepan nanti.
“Di wilayah banten pernah tertangkap satu ton sabu, kemudian tertangkap lagi tiga ton sabu. Ini jelas kedaruratan narkoba,” katanya, kepada wartawan.
Menurut dia, cara mengatasi darurat narkoba yakni dengan eksekusi hukum yang segera. Kerjasama yang maksimal antara Polisi, BNN, dan seluruh institusi serta semua masyarakat khususnya di Provinsi Banten menjadi salah satu solusi pemberantasan narkoba.
“Jadi untuk peredaran narkoba yang besar besaran menurut saya harus ditindak cepat atau dihukum mati para pelaku yang membawa narkoba satu truk itu. Kemudian barang bukti segera dibakar di tempat terbuka dan juga disaksikan publik, supaya publik tau barang bukti itu telah dimusnahkan dan tidak ada prasangka dan dugaan yang bermacam-macam,” jelasnya.
Dirinya menilai bahwa hukum di Indonesia terkait narkotika masih lemah. Maka tidak menutup kemungkinan negara Indonesia menjadi salah satu surganya “penyelundup narkoba” karena hukum yang lemah.
“Sebelumnya di Filipina yang menjadi surganya para penyelundup narkoba. Namun setelah Presidennya Duterte keluarkan undang-undang yang menindak keras dengan hukuman mati bagi para penyelundup narkoba, maka hilang sudah. Dan sekarang pindah ke Indonesia, jadi kalau hukum kita juga keras, maka saya yakin selesai. Menghukum mati untuk menyelamatkan bangsa, saya sangat setuju tindakan seperti itu,” tegasnya.
Diketahui, kegiatan launching berpusat di aula STAI Asy Syukriyyah dan dikemas dengan beragam acara, salah satunya Kuliah Umum yang bertajuk “Ruang Pemuda dalam Sejarah Peradaban Negeri”. Kegiatan juga merupakan bentuk perwujudan, komitmen, dan tanggung jawab STAI Asy Syukriyyah yang menjadi wadah dalam mencetak generasi muda intelektual, religius, dan bermanfaat bagi masyarakat luas. (Helmi)