Meski begitu, diakui dari sisi kualitas jauh berbeda. “Jadi kita coba untuk perbaiki kualitas wovennya sehingga bisa equal dengan kraft sehingga tidak tergantung dari bahan untuk membuat bag semen itu. Dari sisi kualitas belum bisa nyamain, ini kita lagi improve di kita supaya kualitasnya bisa sama kayak kraft,” imbuhnya.
Soal Isu Konflik Sosial
Terkait soal isu konflik sosial yang sempat terjadi di Semen Rembang, Jawa Tengah, Donny Arsal menyampaikan bahwa memang di awal-awal isu konflik sosial di Rembang sempat ramai, namun sekarang sudah mulai mereda kondisinya.
Kendati lebih lanjut soal itu, Dirut PT Semen Indonesia meminta Subhan selaku Direktur Semen Gresik yang juga membawahi Semen Rembang untuk menjelaskan.
Menurut Subhan, hingga saat ini perkembangan tiga tahun terakhir pabrik Rembang sudah semakin stabil dan operasi sudah 70 persen kapasitas produksi.
Dan kalau dilihat dari hasil indek kepuasan masyarakat terus mengalami perkembangan.
“Tiga tahun terakhir hasil survei kami di tahun 2019 masih di 67 persen, dan di 2021 sudah 80an sekian persen. Kegiatan-kegiatan sosial terus kami kembangkan,” ungkap Subhan.
“Terakhir kami sudah kerja sama dengan petani untuk lahan dikolaborasikan, dan ini dapat memberikan dampak cukup baik,” imbuhnya.(jack)