Sosok  

Abraham Garuda Laksono: Menjaga Pancasila Tetap Menyala

abraham garuda laksono
Abraham Garuda Laksono menyatakan pentingnya menjaga Pancasila sebagai ideologi dan perekat bangsa/Foto: Dok Semartara.

Banten, Semartara.News — Politisi PDI Perjuangan, Abraham Garuda Laksono bicara soal Pancasila. Ideologi yang harus tetap menyala dalam kehidupan berbangsa.

Pancasila adalah nilai-nilai kearifan hasil perasan dari peradaban bangsa Indonesia yang hidup berabad-abad lamanya. Menjadi perekat ribuan suku dan bahasa penghuni negeri.

Sebuah warisan luhur Bung Karno pendiri bangsa. Agar negara kita tidak terpecah-pecah, lenyap tinggal nama.

“Pancasila terbukti mampu menjaga bangsa tetap utuh dan bersama. Walau kita berbeda di dalamnya,” ucap Abraham.

Karenanya Indonesia disebut negara lain ‘negeri ajaib’. Negara maritim terdiri 17.000 pulau, 1.340 suku, dan lebih dari 700 bahasa yang hidup, namun Indonesia tetap utuh hingga saat ini.

Bayangkan dengan Yugoslavia dan Uni Soviet yang kini tidak ada lagi lenyap tinggal kenangan. Yugoslavia pecah jadi 7 negara, dan Uni Soviet bubar jadi 15 negara.

Padahal pada zamannya, Josip Broz Tito peminpin Yugoslavia pernah berkoar kepada Bung Karno, bahwa jika dia mati akan mewariskan kekuatan militer sangat kuat untuk menjaga keutuhan negaranya.

Sementara ketika ditanya soal yang sama, Bung Karno menjawab, “Aku tidak khawatir, karena telah kuwariskan Pancasila sebagai jalan hidup bangsa Indonesia,” tegasnya kepada Tito.

Kendati demikian, Abraham mengingatkan kita jangan sampai terlena, hanya mengklaim bahwa negara Indonesia negara besar, dengan kekayaan budaya dan sumber daya alam berlimpah.

Sebab semua itu bisa hilang lenyap tinggal cerita. Jika api Pancasila padam, tak lagi menyala dalam kehidupan bangsa.

Kini Pancasila sedang dihadapkan pada berbagai tantangan. Arus informasi dan budaya asing menjadi tak terbendung lagi, dampak perkembangan teknologi komunikasi yang kian pesat.

Khawatirnya dapat memicu muncul ideologi-ideologi baru yang bertentangan, akibat tergerusnya nilai-nilai Pancasila.

Ketimpangan sosial melebar, hukum menjauh dari keberpihakan. Hingga keadilan menjadi barang mahal tak terjangkau rakyat.

Rakyat bisa tersesat lantaran rasa frustrasi dan ketidakpercayaan terhadap Pancasila.

Sementara pemahaman dan pengamalan Pancasila di masyarakat terutama kalangan generasi muda mengalami pelemahan.

Pancasila Harus Tetap Menyala

Menurut Abraham, Pancasila bukan ideologi yang statis, melainkan dinamis dan adaptif terhadap perubahan zaman.

Pancasila, sebagai ‘kompas’ memiliki peran fundamental dalam membimbing arah dan tujuan bangsa.

Karenanya dibutuhkan upaya kuat agar Pancasila tetap menyala dalam setiap sanubari anak bangsa.

Memperkuat Pancasila perlu dilakukan secara komprehensif dan berkelanjutan, dengan melibatkan seluruh elemen bangsa.

Melalui pendidikan Pancasila di sekolah-sekolah dan universitas. Menyelenggarakan program-program edukasi dan internalisasi Pancasila bagi masyarakat luas.

Mendorong implementasi Pancasila dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Juga diperlukan mengembangkan narasi Pancasila yang menarik, agar mudah dipahami generasi muda sebagai agen perubahan penjaga nilai-nilai Pancasila.

“Bung Karno tidak menciptakan Pancasila. Tapi hasil penggaliannya jauh ke dalam bumi pertiwi, dari tradisi-tradisi budaya bangsa. Dan Bung Karno menemukan lima butir mutiara yang indah,” ungkap Abraham.

Oleh karenanya, sebagai benteng pemersatu bangsa Indonesia, semangat nilai-nilai Pancasila harus tetap menyala di seantero negeri.

“Jika padam, maka bangsa besar ini hanya tinggal kenangan. Seperti Yugoslavia,” imbuh Anggota DPRD Banten terpilih Pemilu 2024 itu.(TIM)

Tinggalkan Balasan