Kabupaten Tangerang, Semartaranews – “Lenyapkan sterilitiet dalam Gerakan Mahasiswa! Nyalakan terus obor kesetiaan terhadap kaum Marhaen! Agar semangat Marhaenisme bernyala-nyala murni! Dan agar yang tidak murni terbakar mati!”
Begitulah kiranya sang Founding Father Bangsa Indonesia menyerukan pidato yang berpesan kepada segenap Bangsa Indonesia yang bermakna hingga akhir hayat.
Endang merupakan Lelaki kelahiran Kabupaten Tangerang 24 Tahun silam. Pemilik nama lengkap Endang Kurnia ini adalah sosok yang dikenal sukses di bidang politik dan Pendidikan. Sampai saat ini, Ia aktif di dalam sebuah Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).
Dalam gerakan Organisasi, Endang Kurnia, sapaan akrabnya, saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) periode 2020-2022, yang mana ia memimpin anggota nya berjumlah 10 di dalam kepengurusan berdasarkan konfrensi cabang yang jelas tentu mutlak benarnya. Selain itu, ia juga menjadi Sekretaris Jendral BEM Universitas Tangerang Raya (UNTARA), Ketua Komisariat (UNTARA) dan tercatat juga sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA) .
Maklum saja, posisi di atas bukan tanpa alasan. Ia merupakan seorang pengusaha sukses di bidang Politik juga dalan jenjang Pendidikan. Meski begitu, usahanya juga ada dalam kepengurusan masa bakti hingga kini terus berkarya tepat di Kabupaten Tangerang.
Di Kabupaten Tangerang, ia merupakan salah satu pemilik Ide serta gagasan yang menyatukan antar golongan tiap komisariat-komisariat yang sedang di landa konflik hingga akhirnya bersatu kembali. Ia juga tercatat sukses dalam bidang pendidikan, setelah hampir menyelesaikan Strata I (S 1) dan akan melanjutkan ke jenjang selanjutnya.
Karena kerasa percaya diriannya yang sudah tak terhingga, setelah panjang melewati konflik hingga akhirnya bagaimanapun keadaannya, seakan terus berkarya.
Walhasil, Endang Kurnia juga adalah Penerima previllage khusus dalam jabatan dalam (GMNI) Karena sepak terjang juga di absahkan menjadi pemimpin era pertama di Kabupaten Tangerang pada tahun 2020 hingga kini sampai jabatannya berakhir.
Setelah tim media Semartaranews news menelusuri,dirinya mengatakan;
“Dalam hal ini, ketika gerakan mahasiswa tanpa massa marhaen, maka gerakan itu akan mandul dus tak murni. Perpecahan antar “Elit GmnI” masa ini dilatari bukan lah karena ideologi dan asas, tetapi karena ada kepentingan. Kepentingan yang dimaksud juga bukan merupakan kepentingan rakyat banyak.” Ujarnya.
“Sama sekali tak bermaksud menyampingkan sebagian lain kader GmnI yang tak tergolong elit, masih terus melakukan kegiatan turun basis, analisis sosial dan pengorganisasian massa marhaen.” Tambahnya.
Lagi, dirinya menegaskan kepada seluruh anggota dan berpesan untuk masyarakat luas untuk terus setia pada persatuan, sebab, yang tidak murni akan terbakar Mati.
“Dari berbagai kesempatan, maka izinkanlah juga kiranya kerangka “Elit GmnI” terformat lebih pada isu-isu kekuasan dan mainstream yang dikendalikan kepentingan penguasa, senior, bahkan media massa. Sehingga sedikit demi sedikit obor kesetiaan pada kaum marhaen terus memudar.” Pungkasnya.