Sosialisasi 4 Pilar MPR RI, Peran Strategis Wartawan Dalam Membumikan Pancasila

Sosialisasi 4 Pilar MPR RI Peran Strategis Wartawan Dalam Membumikan Pancasila
Direktur Karang Tumaritis Institute, Abraham Garuda Laksono saat menyampaikan materi di depan wartawan saat Sosialisasi 4 Pilar MPR RI, bertempat di Sekretariat PWI Kabupaten Tangerang, Cikokol, Kota Tangerang, Banten, Senin (15/8/2022).

Tangerang, Semartara.News — Peran wartawan atau jurnalis dalam membumikan Pancasila sebagai ideologi bangsa sangat strategis.

Sebab di era disrupsi ini yang secara fundamental terjadi perubahan besar pada dunia. Juga memangkas batas-batas wilayah negara dengan kemajuan teknologi dan informasi memungkinkan masuknya paham-paham asing yang tidak sejalan dengan Pancasila.

Sedemikian derasnya arus informasi juga bisa meluluhlantakan ekosistem suatu bangsa dan berganti dengan ekosistem baru yang sama sekali berbeda.

Maka memperkuat akar budaya yang menjadi peradaban bangsa yaitu Pancasila merupakan pertahanan agar Indonesia tetap ada.

Demikian disampaikan Direktur Karang Tumaritis Institute, Abraham Garuda Laksono dalam materinya di depan wartawan saat Sosialisasi 4 Pilar MPR RI, bertempat di Sekretariat PWI Kabupaten Tangerang, Cikokol, Kota Tangerang, Banten, Senin (15/8/2022).

Peserta Sosialisasi 4 Pilar MPR RI bersama Ananta Wahana, dan Abraham Garuda Laksono.

Menurut Abraham, Pancasila adalah hasil penggalian Bung Karno dari budaya luhur bangsa Indonesia.

Kemudian Bung Karno mengenalkan Pancasila untuk pertama kali saat pidato pada 1 Juni 1945 dalam sidang BPUPK.

“Pancasila adalah peradaban bangsa kita yang telah tumbuh berabad-abad lamanya di bumi nusantara,” ungkap anak muda jebolan James Cook University Singapura pada usia 19 tahun ini.

Oleh karena itu, papar dia, dalam catatan sejarah pasca kemerdekaan, Pancasila telah teruji sebagai perekat bangsa Indonesia dari berbagai upaya untuk memecah belah.

“Bangsa kita adalah bangsa besar, dengan penduduk sekitar 270 juta jiwa. Juga ada 1340 suku bangsa di tanah air kita, dengan budaya kebiasaan yang berbeda beda,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan