Jakarta, Semartara.News – Kepala banteng sudah menjadi simbol organisasi sejak Sarekat Islam yang didirikan HOS Tjokroaminoto. Kemudian, Bung Karno dengan PNI nya juga menggunakan simbol Banteng. Maka, di Nusantara ini, menarik untuk mencermati perihal Bung Karno dan Metamorfosis Simbol Kepala Banteng, yakni: Sarekat Islam – PNI – PDI – PDI Perjuangan.
Kepala banteng merupakan simbol sila keempat Pancasila yang berbunyi “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”.Banteng diartikan sebagai hewan sosial yang suka berkumpul dan bergerombol.Saat banteng berkumpul, menjadi lebih kuat dan sulit diserang lawan.
Jadi, lambang tersebut menggambarkan budaya bangsa Indonesia yang senang berkumpul, berdiskusi, dan bermufakat.Kepala banteng menjadi perumpamaan manusia dalam mengambil keputusan, yakni yang harus dilakukan secara tegas.
Bung Karno dan HOS Tjokroaminoto memang dua tokoh yang punya keterkaitan erat. Sebagaimana dikatakan Bung Karno: Cerminku adalah Tjokroaminoto.
“Dialah orang yang mengubah seluruh kehidupan saya,” tulis Sukarno dalam autobiografinya, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat.
Menurut Bung Karno, pemimpin Sarekat Islam (SI) tersebut yang mengajari dan menempa jati dirinya.”Cerminku adalah Tjokroaminoto. Aku memperhatikannya menjatuhkan suaranya. Aku melihat gerak tangannya dan kupergunakan penglihatan ini pada pidatoku sendiri,” lanjut Bung Karno.
Maka, wajarlah ketika lambang ini, hingga saat ini erat dengan penerus ajaran Bung Karno
Artikel ini dikutip dari halaman bungkarno.id