Berita  

Sedekah Bumi Dikenalkan Kembali dalam Perayaan HUT Kabupaten Tangerang Ke-74

SEMARTARA, Tangerang (27/12) – Pada era 80-an, Sedekah Bumi merupakan salah satu upacara adat masyarakat Kabupaten Tangerang yang dilaksanakan setiap kali musim panen tiba. Sedekah Bumi dilakukan sebagai rasa syukur atas rezeki dari panen yang melimpah. Dan, kala itu Tangerang merupakan daerah agraris, atau pertanian.

Namun, seiring perkembangan zaman, dan berubahnya wilayah tersebut menjadi daerah industri, upacara Sedekah Bumi lamta laun mulai ditinggalkan oleh masyarakat. Bahkan, di era sekarang ini banyak masyarakat Tangerang yang tidak tahu upacara adat Sedekah Bumi.

Untuk tetap melestarikan upacara adat Sedekah Bumi, yang merupakan bagian dari kearifan lokal Tangerang ini, pada perayaan HUT Kabupaten Tangerang ke-74, kegiatan ini digelar, dan dikenalkan kepada masyarakat. Kegiatan ini digelar di Depan Kantor Bupati Tangerang, Komplek Puspemkab Tigaraksa, Rabu (27/12/17).

Hasan Doni, selaku ketua penggagas acara sedekah bumi mengatakan kegiatan sedekah bumi ini sudah beberapa kali dilaksanakan dalam rangka HUT Kabuoaten Tangerang yang jatuh tepat pada tanggal 27 Desember.

“Sedekah Bumi harus kita lestarikan. Budaya ini memang sudah sangat jarang sekali dilakukan di tengah masyarakat kita, maka dari itu kami menggagas acara sedekah Bumi ini untuk lebih mengenalkan kepada masyarakat luas,” ujar Doni.

Dalam sambutannya, Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar, mengatakan, Sedekah Bumi kali ini merupakan upacara adat masyarakat Kabupaten Tangerang sebagai simbol rasa syukur dalam menyambut hari jadi kabupaten Tangerang.

“Pada acara sedekah bumi tersebut akan menampilkan dandin hari atau tembang raja, ada lenser penari dan hasil panen rakyat khas Tangerang, lalu akan diakhiri dengan doa,” sebutnya.

“Sedekah Bumi ini sudah jarang dilaksanakan masyarakat Tangerang, untuk itu kali ini kami akan menghidupkan kembali tradisi khas Tangerang tersebut, ini merupakan kearifan lokal yang harus kita jaga dan lestarikan ditengah gempuran budaya luar,” lanjut Zaki.

Selain Sedekah Bumi, kearifal lokal yang masih dimiliki masyarakat Tangerang adalah Bendrung Lesung, Pesta Panen Padi (yang berakar dari tradisi sunda), sintren (berasal dari Jawa Cirebon), Lenong Tunah (masih eksis sebagai warisan budaya Betawi). Dan, saat ini ada Tari Cukin, yang merupakan tarian kreasi tradisional yang berakar pada perpaduan 4 budaya yang ada di wilayah Tangerang, yaitu Sunda, Jawa, Betawi, dan Tionghoa. (Wid)

Baca juga:

  1. 3 Aplikasi Online Dilaunching Sebagai Kado Hut Pemkab Tangerang Ke-74
  2. PDI Perjuangan Gelar Dialog Interaktif Peringatan Hari Ibu
  3. PDI Perjuangan Rekomendasikan Dukungan Zaki-Ombi dalam Pilkada Kabuaten Tangerang

Tinggalkan Balasan