SEMARTARA, Tangerang – Menyambut peringatan Hari Kartini yang jatuh pada 21 April, Jumat (20/4), managemen Rumah Sakit (RS) Ciputra Hospital (Cihos) Citra Raya bersama-sama dengan Komunitas Saya Sehat Keluarga Sejahtera menggelar Talkshow “Sehat dan Cantik Kartini Jaman Now”. Hadir sebagai narasumber dr. Fiola Yokanda, Sp.KK (dokter spesialis kulit), Mikaela Barliyana A, S.Psi, M.Psi (Psikolog RS Cihos), dan dr. Laurencia Gisela Sutanto (dokter umum RS Cihos)
Dalam kegiatan ini narasumber memberikan pencerahan kepada peserta, yaitu Komunitas Saya Sehat Keluarga Sejahtera, tentang bagaimana merawat kecantikan dan mengenalkan lebih dalam tentang kesehatan wanita.
Nasumber, dr. Fiola Yokanda, Sp.KK yang merupakan dokter spesialis kulit di RS Cihos Citra Raya, menjelaskan, merawat kulit menjadi hal yang sangat penting bagi kesehatan wanita. Ia juga mengatakan, untuk memilih kosmetik, sebagai salah satu penunjang kecantikan bagi wanita, harus memilih kosmetik yang sudah teregistrasi di Departemen Kesehatan.
“Menjaga kesehatan kulit, selain menggunakan kosmetik seperti tabir surya, yang paling penting adalah menjaga pola makan. Banyak makan buah-buahan, minum air putih yang cukup, dan jangan lupa rajin berolahraga,” ungkapnya.
Semantara, Mikaela Barliyana A, S.Psi, M.Psi, mengatakan, dalam kegiatan ini, ia memberikan wawasan tentang bagaimana menjadi wanita bijak di era modern. Karena, menurut psikolog RS Cihos Citra Raya ini, ‘mindsat’ wanita jaman sekarang berbeda dengan mas lalu. Wanita jaman sekarang lebih banyak tantangan, baik dalam hal tuntutan keluarga, masyaraat, dan lain sebagainya; yang semua itu membuat pemikirannya menjadi kurang fokus.
“Sebagai wanita harus terus meng-update ilmu pengetahuan, tentang keluarga, anak, dan perkembangan jaman. Tapi harus punya prinsip, dan memilih hal-hal yang positif,” katanya.
Wanita jaman kini, harus berpikiran positif, supaya lebih bijak, tidak gampang menyakahkan orang lain, dan reflektif. “Sikap dan perasaan juga harus positif,” ucapnya.
Wanita juga, kata Mikaela, harus menjadi pelaku kebaikan, tidak melupakan nilai-nilai positif dalam kehidupan, yang semua itu harus ditransfer kepada keluarga, terutama anak-anak.
“Agar di kemudian hari, anak-anaknya berkembang menjadi anak-anak yang bijak. Yang tentu saja tidak lepas dari norma-norma agama sebagai benteng, untuk membedakan yang benar dan yang jelek,” tandasnya. (Wid)