Jelang Bulan Puasa Bahan Pokok di Pasar Tradisional Mulai Naik

SEMARTARA, Kota Tangerang – Menjelang bulan puasa bulan suci Ramadhan, harga komoditas di pasar tradisional Tangerang berangsur alami kenaikan. Sejumlah bahan pokok dan bumbu dapur mulai dari Bawang, Cabai, serta jenis sayuran seperti Kol juga mengalami kenaikan harga.

Terlebih, harga yang melonjak naik secara signifikan yakni Jengkol. Tumbuhan sejenis polong-polongan yang memiliki citarasa dan bau yang khas ini mengalami kelonjakan harga mencapai 100%. Hal itu diungkapkan Rosdiana, salah satu pedagang yang akrab disapa Empo Ros di Pasar Anyar Tangerang, Suka Asih, Kota Tangerang.

“Biasanya naik semua satu bulan sebelum bulan puasa. Sekarang aja harga bawang naik, cabai, kol juga naik. Perkilo nya naik sampe 10 ribuan,” kata Empo Ros di lapak dagangnya, Kamis (19/4).

“Nih Jengkol aja naik jadi Rp 50 ribu, tadinya cuman Rp 25 ribu. berarti 100% naik,” imbuhnya.

Kenaikan harga juga dialami penjual daging, hal tersebut dikatakan Jubaedah, pedagang daging ayam yang mengaku sudah puluhan tahun berdagang dilapak pasar tersebut.

“Saya udah puluhan tahun jualan, tiap mao puasa pasti harga naik. Daging ayam nih naik, tadinya dijual cuma 25 ribuan sekarang mah Rp 38 ribu perekor,” katanya.

Informasi yang dihimpun semartara.com, beberapa pasar tradisional di wilayah Kota Tangerang sudah mulai dihiasi dengan buah timun suri, dimana buah tersebut menjadi ciri khas datangnya bulan puasa, begitu juga di Pasar Anyar, nampak pedagang menjajakan buah pertanda akan datangnya bulan suci Ramadhan.

“Sudah seminggu lalu saya jualan Timun ini, perbuah kita jual 15 ribuan,” kata Erna, pedagang timun suri yang juga menjual sayur mayur. “Kalo sayur harga naik juga mas, tadinya 20 ribu sekarang 40 ribu perkilo,” lanjutnya.

Sementara pedagang Jengkol lainnya, Aisyah yang akrab disapa Empo Ayi mengatakan, kenaikan harga ini berlangsung sebulan sebelum bulan puasa. Pasokan jengkol diperolehnya dari Pasar Induk Tanah Tinggi, Tangerang. Menurutnya, kenaikan harga tersebut terjadi karena beberapa hal. “Biasanya jelang hari raya naik atau pasokan dari kampung juga menipis panennya,” tutur Empo Ayi. (Helmi)

Tinggalkan Balasan