SEMARTARA, Bogor – Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim, blusukan di Desa Tangkil, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, pada Kamis (5/7). Dalam momentum tersebut, Jim Yong Kim mengajak negara-negara di dunia untuk belajar dari Indonesia terkait penanganan ‘Stunting’.
“Saya ingin mengajak dunia untuk belajar dari Indonesia terkait hal ini, karena Indonesia menunjukkan kepada dunia bahwa dengan kepemimpinan dan komitmen politik yang kuat, pemanfaatan teknologi, dengan merangkul semua ‘stakeholder’ yang terlibat maka upaya penanganan ‘stunting’ dapat dilakukan,” ungkap Presiden Bank Dunia, Jim Yong Kim, usai blusukan di Bogor Jawa Barat.
Diketahui sebelumnya, ‘Stunting’ merupakan masalah gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi secara berkepanjangan. Pada umumnya dikarenakan asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi. ‘Stunting’ sendiri dapat terjadi mulai dari dalam kandungan, akan tetapi baru terlihat saat anak berusia dua tahun.
Masalah gangguan tersebut merupakan hal yang kerap terjadi di negara-negara berkembang. Persoalan tersebut seharusnya dapat segera ditangani karena menyangkut tumbuh kembang anak dan kaitannya dengan kontribusi bagi pembangunan negara.
Cara mengatasi hal tersebut, menurut Jim Yong Kim, perlu adanya komitmen dan kepemimpinan yang kuat dari pemerintah. Dan komitmen tersebut, kata dia, telah ditunjukkan Presiden Joko Widodo, maka hal itu dapat dijadikan contoh oleh negara-negara berkembang lainnya.
“Tidak banyak negara yang berhasil menangani isu ‘stunting’ ini, karena memang penanganan isu ini memerlukan komitmen dan kepemimpinan politik yang kuat dari atas. Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Jokowi menjadi salah satu negara berkembang terbesar yang menunjukkan komitmen tersebut,” ujarnya.
Oleh sebab itu, ia juga menekankan agar persoalan ‘stunting’ tersebut harus segera ditangani sejak dini. Sebab, sebagaimana yang sering diuraikan oleh Presiden Joko Widodo dalam sejumlah kesempatan, pembangunan negara bergantung pada kondisi dan kemampuan sumber daya manusianya.
“Masalah ini menjadi sangat penting karena jika ‘stunting’ tidak diatasi sedari dini, maka anak-anak ini di kemudian hari tidak akan mampu mengoptimalkan potensi yang mereka miliki serta berkontribusi bagi pembangunan dan ekonomi negara,” tandasnya.
Turut mendampingi dalam kunjungan tersebut antara lain Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy. (Helmi)