Selain tingkat okupansi yang terus bergerak naik dan segmen MICE juga terus bergerak ke arah normal, dari sisi pricing atau rate masih memberlakukan harga lama atau sebelum tahun 2019. Di sisi lain hal ini menguntungkan untuk konsumen khususnya yang dengan tren staycation di hotel selama situasi pandemi ini.
Grandi menerangkan, saat situasi normal tingkat okupansi hotel di CBD Jakarta bisa mencapai 70-85 persen. Saat pandemi okupansi itu drop hingga di angka 45 persen bahkan di bawah itu. Memasuki tahun 2019 situasinya sudah lebih baik dan itu terus berlanjut hingga tahun ini namun dengan rata-rata rate kamar yang belum normal atau lebih rendah sekitar 35 persen dari rate sebelum tahun 2019.
Harris Suites fx Sudirman juga bukan hanya hotel tapi terintegrasi dengan fx Mall untuk melengkapi kebutuhan ritel maupun lifestyle para pekerja di sepanjang kawasan bisnis Sudirman. Keberadaan mal ini juga membantu hotel untuk memperkuat segmen dari kalangan keluarga dan menjadi pendorong konsumen untuk datang ke hotel.
“Kami sangat optimistis untuk bisnis perhotelan khususnya di kawasan CBD terlebih dengan banyaknya event pada tahun ini seperti olahraga di Senayan maupun pertemuan negara-negara anggota G20. Untuk itu kami terus memperkuat branding khususnya secara online untuk mencari alternative potential revenue melalui berbagai event tadi. Kami juga memberikan kemudahan berupa staycation maupun special event dengan harga yang negotiable,” beber Grandi. (Sayuti)
