Sosok  

Abraham Garuda Laksono: Karang Tumaritis Institute Cetak Pengusaha Lokal Berkelas

abraham garuda laksono
Direktur Karang Tumaritis Institute, Abraham Garuda Laksono saat mencoba meracik kopi bersama pengusaha lokal peserta 'Pelatihan Barista Kopi Untuk Pemula' di Padepokan Kebangsaan Karang Tumaritis, belum lama ini/Foto: Dok Semartara.

Banten, Semartara.News — Direktur Karang Tumaritis Institute, Abraham Garuda Laksono mengatakan, bahwa bisnis usaha lokal masih sangat menjanjikan.

Bisnis berbasis usaha kerakyatan itu seperti cemilan, frozen food, kedai kopi, dan warung makan yang popular di sebut Warteg (warung Tegal) memiliki pasar cukup luas.

Kendati demikian, para pelaku usaha lokal sektor usaha kecil dan menengah atau UMKM ini belum mengelola usahanya secara benar dan profesional.

Standardisasi produk dan pelayanan kerap diabaikan, sehingga tumbuh kembang usaha alakadarnya.

Mereka umumnya menjalankan bisnis masih secara tradisional, tanpa inovasi produk dan pasar, hanya menawarkan kepada masyarakat sekitar.

Padahal teknologi informasi semakin canggih, dapat mendukung pengembangan pasar produk. Seperti penjualan via online, atau bisa memasarkan cemilan di marketplace misalnya.

Pengusaha lokal harus mengenali usaha dan target pasar. Menciptakan branding dan marketing yang unik menarik serta relevan.

Konsisten dan aktif di media online juga engagement dengan calon konsumen. Kolaborasi dengan orang lain, dan menganalisa usaha.

“Tentu langkah awal harus menemukan ide bisnis yang oke terlebih dahulu. Lalu menstandardisasi produk, dan pemasaran yang bisa menjangkau semua orang,” ungkap jebolan James Cook University Singapura itu.

Dedikasi Karang Tumaritis Institute

Abraham menjelaskan, saat Indonesia diterpa bencana Covid pada awal 2020 lalu, sektor usaha lokal atau UMKM terdampak serius, lumpuh tak berdaya.

Kegiatan ekonomi rakyat kecil mandeg. Warung-warung dan kaki lima di pinggir-pingir jalan buka tutup tak karuan, terkena berbagai aturan pembatasan.

Usaha rumahan bernasib sama, pasar sepi, omzet tak ada. Modal habis, ahirnya banyak yang gulung tikar.

Melihat kenyataan itu, Abraham pun mengambil peran. Dia mendirikan Karang Tumaritis Institute untuk menyelamatkan pengusaha lokal agar tetap bisa bertahan.

Politisi milenial PDI Perjuangan itu berpandangan, sesungguhnya sektor usaha lokal menyimpan kekuatan ekonomi kerakyatan yang besar jika terarah dan diberikan ruang.

Kata dia, ekonomi kerakyatan adalah kegiatan ekonomi secara kolektif yang mampu betahan dari segala tantangan.

Terbukti meski mereka terkoyak oleh badai pandemi, namun sektor usaha rakyat kecil itu mampu berkontribusi hingga 61,1% terhadap perekonomian nasional atau PDB, sisanya 38,9% disumbangkan oleh pelaku usaha besar.

Oleh karenanya, misi Karang Tumaritis Institute bukan saja melakukan penyelamatan, namun bagaimana meningkatkan pelaku usaha lokal bisa naik kelas.

Anggota DPRD Banten terpilih Pemilu 2024 itu menyebut, untuk mewujudkannya, sejak awal pandemi Karang Tumaritis Institute sudah melakukan kolaborasi dengan stakeholder maupun berbagai pihak lainnya.

Seperti dengan Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian BUMN, Holding Ultra Mikro (UMi), dan Badan Standardisasi Nasional (BSN).

Juga melibatkan para ahli dan profesional di bidang usaha masing-masing, serta kalangan akademisi dari perguruan tinggi di Tangerang.

Mereka telah memberikan berbagai pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan ratusan pengusaha lokal di bawah naungan Karang Tumaritis Institute.

“Karang Tumaritis Institute ini saya dedikasikan untuk usaha rakyat. Agar pengusaha lokal berdaya, mapan dan berkelas,” ucap Abraham.(TIM)

Tinggalkan Balasan