Tangerang, Semartara.News – Dinas Kesehatan Provinsi Banten bekerja sama dengan Anggota DPRD Provinsi Banten, Abraham Garuda Laksono, menggelar kegiatan Sosialisasi Asuhan Mandiri dan Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di Padepokan Kebangsaan Karang Tumaritis, Rabu (14/05/2025).
Dalam sambutannya, Abraham menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan mendorong masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan rumah dengan menanam tanaman berkhasiat obat sebagai bagian dari upaya menjaga kesehatan keluarga secara mandiri.
“Padepokan Kebangsaan Karang Tumaritis yang dikenal sebagai ruang ekspresi dan edukasi masyarakat menjadi tempat yang tepat untuk menyelenggarakan kegiatan ini. Tempat ini juga kami harapkan dapat menjadi pusat pembinaan dan kegiatan produktif warga, termasuk di bidang kesehatan berbasis kearifan lokal,” ujarnya.
Abraham juga menyatakan dukungannya terhadap program pemerintah dalam mengedukasi masyarakat terkait pentingnya penggunaan tanaman obat. Ia mengaku, bersama keluarganya, telah merasakan manfaat dari penggunaan obat-obatan herbal.
“Setelah kegiatan ini, mari kita lanjutkan diskusi agar berbagai kebutuhan masyarakat bisa diakomodasi, termasuk potensi pengembangan UMKM berbasis herbal,” tambahnya.
Tanaman Obat Keluarga (TOGA), menurut Abraham, sangat bermanfaat dalam menyediakan obat alami bagi keluarga. Selain sebagai alternatif pengobatan, TOGA juga membuka peluang usaha, khususnya bagi pelaku UMKM di sektor pertanian, agroindustri, dan wisata berbasis herbal.
“Pemanfaatan ramuan tradisional tidak hanya membantu mengatasi penyakit ringan, tetapi juga berperan dalam pencegahan dan peningkatan kualitas kesehatan masyarakat,” jelasnya.
Sementara itu, Giyana, salah satu narasumber dalam kegiatan sosialisasi, menekankan pentingnya mengubah paradigma masyarakat dalam melihat tanaman obat. Ia menyebut TOGA sebagai bentuk nyata pelestarian budaya Indonesia sekaligus solusi kesehatan yang murah, mudah, dan alami.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan masyarakat Banten semakin memahami manfaat tanaman obat dan terdorong untuk mengembangkannya secara mandiri di lingkungan rumah tangga masing-masing. (Sayuti/Red)