Jakarta, Semartara.News – Bagi kalian yang mau beli rumah, terkadang harus memiliki hitung – hitungan terkait dengan jumlah uang muka, atau DP yang dipatok oleh pengembang properti atau Bank, yang akan memberikan kredit pemilikan rumah.
Namun, uang muka juga bukan hanya satu satunya yang harus dihitung, sebab jumlah dan besaran cicilan juga harus menjadi perhitungan. Untuk hal tersebut, bagi kalian yang mau beli rumah dengan besaran DP 10 persen, tentu harus memiliki perhitungan yang tepat, untuk bisa memenuhi cicilan rumah tersebut nantinya.
Artikel ini akan mencoba mengulas hal tersebut, dimana membeli rumah umumnya menjadi pengeluaran terbesar sepanjang hidup bahkan bagi sebagian besar orang harus dibeli dengan cara mencicil hingga belasan tahun. Namun begitu, rumah merupakan kebutuhan pokok sehingga harus diupayakan pemenuhannya kendati harus berhutang jangka panjang.
Sebagai pembelian jangka panjang, tentu perlu menerapkan strategi yang tepat supaya cicilan jangka panjang itu bisa lancar dan di sisi lain tidak mengganggu pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Khususnya bagi kalangan milenial yang baru bekerja, penerapan strategi ini sangat penting sekaligus untuk mulai belajar dan menata keuangan dengan baik.
Menurut perencana keuangan Aidil Akbar Madjid, untuk kalangan pekerja milenial bisa membeli rumah yang terjangkau sesuai dengan spesifikasi penghasilannya. Misalnya membeli rumah di pinggiran kota maupun apartemen tipe studio yang masih banyak ditawarkan seharga Rp200 juta-Rp300 jutaan.
“Membeli rumah yang seperti ini sekaligus untuk mendisiplinkan kita terkait pengelolaan keuangan. Nantinya rumah yang dicicil ini nilainya akan terus naik dan seiring penghasilan kita yang membesar rumah ini jadi seperti tabungan yang bisa dijual dan digunakan sebagai modal untuk membeli rumah yang lebih besar maupun yang lokasinya lebih baik,” ujarnya.
Salah satu cara mudah untuk membeli rumah dengan modal yang relatif kecil, saat ini menjadi kesempatan yang baik karena banyak ditawarkan kemudahan dari perusahaan developer maupun perbankan. Memang kita harus memaksakan diri untuk menyisihkan penghasilan hingga 30 persen per bulan untuk membayar cicilan rumah.
Di sisi lain, rumah juga merupakan investasi yang bisa langsung dinikmati karena bisa dihuni selain efektif sebagai agunan kredit hingga menahan inflasi. Rumah juga bisa memberikan kebanggaan dan gensi (pride of ownership) sehingga milenial yang suka berbagi apapun di media sosial bisa unjuk gigi di dunia maya maupun kehidupan nyata.
Kembali ke cara mudah untuk membeli rumah, kita hanya membutuhkan modal 10 persen dari harga rumah. Perhitungannya, bila harga rumah Rp300 juta, kita siapkan dana Rp30 juta dan inipun bisa dicicil. Bila membeli rumah dari developer yang indent, uang muka 5 persen bisa dicicil Rp3 juta per bulan selama lima bulan. Ini juga untuk melatih kita membayar cicilan yang besarannya kurang lebih sama dan menyiapkan biaya-biaya untuk pajak dan lainnya.
“Supaya lebih ringan lagi, cari bunga promo yang saat ini banyak ditawarkan bank, misalnya suku bunga 7 persen dengan jangka waktu yang lebih panjang mencapai 5 tahun. Saat nanti kita dikenakan bunga pasar (floating rate) penghasilan kita juga tentunya sudah lebih tinggi dan yang pasti harga rumahnya sudah jauh lebih tinggi sehingga kalau dijual pun kita sudah mendapatkan keuntungan,” bebernya.