Tentang Peristiwa Sigi, Ketum Pagar Nusa: Teroris Masih Membahayakan!

Ketum Pagar Nusa
Ketum Pagar Nusa Angkat suara terkait peristiwa pembunuhan keji se keluarga serta pembakaran rumah dan Gereja di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. (Foto - Istimewa)

Jakarta, Semartara.News – Ketua Umum (Ketum) Pagar Nusa, Muchammad Nabil Haroen, berbelasungkawa atas peristiwa pembunuhan satu keluarga dan pembakaran rumah serta Gereja, di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Ketum Pagar Nusa, beraharap kejadian serupa tidak terulang kembali.

“Saya menyampaikan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya kepada korban dan keluarganya. Semoga kedamaian senantiasa memberkahi kita semua. Jangan lagi ada kekerasan dan pembunuhan keji, yang menistai kemanusiaan,” tutur Gus Nabil, Sabtu (28/11/2020).

Ketum Pagar Nusa sekaligus Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan ini meminta, pihak Kepolisian untuk tegas dan bergerak cepat terkait peristiwa di atas. “Pihak kepolisian harus tegas dan bergerak cepat terkait peristiwa ini. Harus diusut tuntas hingga jelas dan terang benderang, siapa dalang di balik peristiwa keji ini,” terang Gus Nabil.

“Kekerasan yang terjadi di Lewonu, Lembantongoa, Sulawesi Tengah, merupakan peristiwa keji dan memilukan. Tentu harus ada upaya serius untuk menangani ini,” tegas Ketum Pagar Nusa.

Beredarnya kabar mengenai keterlibatan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso, Gus Nabil berharap, pihak Kepolisian serta aparat yang berwenang segera menyampaikan keterangannya. Sehingga, publik mendapat informasi yang tepat tentang peristiwa keji tersebut. Apalagi teroris ini belum selesai, dan masih menjadi ancaman.

“Beredar adanya sinyalemen keterlibatan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso, saya berharap, pihak Kepolisian dan aparat yang berwenang segera menyampaikan keterangan. Agar publik mendapat informasi yang tepat,” tutur Gus Nabil.

“Gerak teroris selama ini masih belum selesai, masih menjadi ancaman di negeri ini. Maka, upaya komprehensif harus dilakukan, untuk antisipasi pada waktu selanjutnya. Di sisi lain, jangan sampai situasi menjadi keruh, hingga menyebabkan chaos. Kita butuh situasi stabil agar Indonesia kembali bangkit, terlebih di masa pandemi ini,” ringkas Gus Nabil.

Tinggalkan Balasan