Kereta Api Indonesia Merugi Akibat PSBB DKI Jakarta

Sejumlah calon penumpang KRL Commuter Line menunggu kereta tiba di Stasiun Tanah Abang, Jakarta, Sabtu (19/9/2020). PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) melakukan penyesuaian jam operasional KRL selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Jakarta mulai Sabtu (19/9), dengan pemberangkatan pertama pukul 05.00 WIB dan kereta terakhir meninggalkan wilayah Jakarta pada pukul 19.00 WIB. ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/wsj. ANTARA FOTO

Jakarta, Semartara.News – Setelah di berlakukan kembali PSBB Jakarta, banyak sektor yang merugi salah satunya transportasi.

PT Kereta Api Indonesia (Persero) menyebut, adanya penurunan penumpang secara drastis sejak pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Jakarta yang dilakukan dalam rangka menekan penyebaran virus Corona.

Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia, Didiek Hartantyo mengungkapkan pihaknya hanya mengangkut penumpang sebanyak 10% dari kondisi normal.

Pada kondisi normal, KAI mampu memberangkatkan penumpang hingga mencapai 1,3 orang. 

Dengan pemberlakuan banyak pembatasan, kata Didiek, maka volume penumpang yang terangkut hanya 10% dari situasi normal.

“Di situasi normal, kereta api bisa angkut 1,3 juta penumpang dalam satu hari,” ungkap Didiek dalam talkshow singkat pada peringatan hari ulang tahun KAI 75 yang disiarkan di YouTube, Senin 28 September 2020.

“1,1 juta itu diangkut commuter line, lalu 200 ribuan diangkut kereta jarak jauh, namun sekarang situasinya sangat berpengaruh,” katanya. 

Kendati demikian, dia mengungkapkan akan tetap menyediakan armada kereta api di tengah pendemi Corona ini.

Didiek menjelaskan bahwa semua pihak diwajibkan untuk melakukan protokol kesehatan dengan menggunakan masker, face shield, hingga rajin mencuci tangan.

Kemudian, semua stasiun serta armada kereta api rutin dilaksanakannya penyemprotan disenfeksi, tujuannya agar dapat menekan jumlah penyebaran virus.

Dalam beroperasi, pemberangkatan kereta api pun dibatasi maksimal 40% untuk kereta commuter line dan 70% untuk kereta jarak jauh. 

“Keterisian juga kita batasi kalau commuter hanya 35 sampai 40% kapasitasnya, kereta jarak jauh 70% kapasitasnya,” tuturnya. (*)

Tinggalkan Balasan