Umum  

Workshop Journalism Foto dan Video di UMT Berlangsung Interaktif 

Kota Tangerang, Semartara.News – Dalam rangka meningkatakan wawasan dasar jurnalistik, Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) menggelar workshop journalism foto dan video.

Acara yang bertema “How to Become Journalist Photo and Video in Digital Era” tersebut dilaksanakan di Aula Jenderal Sudirman UMT, Cikokol, Kota Tangerang, Banten pada Sabtu (23/7/22).

Pada kegiatan tersebut hadir dua orang narasumber dari praktisi media, yaitu  wartawan foto LKBN Antara, Fauzan dan News Presenter, News Producer at MNC TV Haryanto Saputra.

Ketua pelaksana kegiatan, Sheila Amimi mengatakan, acara itu digelar untuk mengembangkan dasar jurnalistik pada  mahasiswa, khususnya mahasiswa UMT jurusan Ilmu Komunikasi.

“Jadi, event ini menjelaskan ke arah fotografi dan video. Semoga dengan event ini dapat menambah pengalaman dan wawasan teman-teman,” kata dia 

Sehubungan dengan itu, Fauzan, wartawan foto LKBN Antara mengatakan, untuk jurnalis foto di era digital memiliki tantangan tersendiri. 

Hal itu, katanya, Karena cepatnya perkembangan media sosial yang semakin digandrungi. “Sekarang ini informasi lebih gampang menyebar, netizen itu sudah lebih cepat. Jadi, pekerjaan rumah buat kita jangan sampai kalah cepat. Tapi  harus diimbangi kejelasan informasi,” ucap Fauzan.

Di samping itu, Fauzan menyampaikan untuk menghasilkan foto yang bagus, harus sering-sering memotret, kemudian diskusi dengan mereka yang berpengalaman.

Selanjutnya, sambung dia, untuk hasil foto yang bagus tidak memerlukan kamera khusus, sebab setiap kamera sudah canggih. “Kamera khusus hanya dibutuhkan oleh jurnalis foto di wilayah olahraga, karena gambar yang mereka perlukan jarak dan gerak objeknya selalu berubah,” kata dia.

Sementara itu, Haryanto Saputra, News Presenter, News Producer at MNCTV menjelaskan bahwa news engker itu adalah penyiar berita. Namun, kata dia, terjadi perbedaan istilah news anchor di dalam negeri dan di luar negeri. 

Di Indonesia, jelas dia, setiap pembaca berita disebut news anchor, tetapi di luar negeri penyebutan news anchor untuk pembaca berita yang sudah naik layar. 

Lebih jauh Haryanto  mengungkapkan, bagaimana caranya menjadi news anchor. “Sebenarnya, yang dibutuhkan itu bukan ganteng atau cantik, tapi yang dibutuhkan adalah good looking, enak dilihat. Ada orang cakep, tapi nggak enak dilihat kan,” tukas dia.

kemudian, tambahnya, wawasan juga harus luas. Soal suara seiring jalan saja, asal jangan cempreng, bahkan suara tipis juga tidak masalah, asalkan ada power dan tidak harus bulat.

Salah seorang peserta yang hadir dalam kegiatan tersebut,  Hafidh Haristi mengaku senang bisa mengikuti acara itu, selain narasumbernya kompeten juga  interaktif.

“Menarik dan menambah wawasan. Karena selain materi, tadi kita bisa langsung melakukan pelatihan news anchor dengan narasumber, kemudian ada game juga. Jadi, cukup menarik, lah,” Kata dia.(Kahfi/Tri).

 

Tinggalkan Balasan