Berita  

Warga Batuceper “Was-was” Banjir Melanda

SEMARTARA, Kota Tangerang – Setelah kemarau panjang, datangnya musim penghujan sangat dinanti semua masyarakat pada umumnya. Namun, bagi sebagian masyarakat yang menjadi langganan banjir, musim hujan tentu membuat khawatir.

Kondisi demikian dialami warga RT 05/04 Kelurahan Batuceper, Kecamatan Batuceper, Kota Tangerang. Semakin padatnya bangunan yang berdiri di atas Kali, memicu terjadinya banjir yang membuat warga sekitar gelisah, ketika datang hujan.

“Iya benar, setiap datang hujan kita semua was-was. Takut kebanjiran,” kata Samlawi, Ketua RT 05/04 kelurahan setempat.

Menurut dia, timbulnya banjir disebabkan bangunan liar yang berdiri di atas kali semakin bertambah, sehingga membuat saluran air menyempit dan tidak mengalir. “Bangunan itu sebenarnya sudah lama ada, tapi dulu tidak banyak seperti sekarang,” katanya, Selasa (25/9).

Hingga saat ini, lanjut dia, antisipasi yang telah dilakukan warga yakni gotong royong dengan cara mengeruk sampah di kali tersebut. “Kami sudah berupaya maksimal dengan melakukan kerja bakti. Tapi kerja bakti itu hanya sebatas meminimalisir aja, soalnya kita juga ngeruk sampah ga bisa maksimal, karena banyak bangunan di atas kali itu,” tuturnya.

Senada Samlawi, tokoh masyarakat setempat, Fahmi membenarkan jika hujan turun, maka dapat menimbulkan banjir di wilayah tersebut. Salah satu penyebabnya, menurut Fahmi, berdirinya bangunan liar di atas permukaan kali yang terus bertambah.

“Dulu itu ga pernah banjir, tapi beberapa tahun belakangan ini banjir terus. Karena airnya ga ngalir,” ujarnya.

Fahmi berharap pemerintah yang bersangkutan dapat segera menertibkan bangunan-bangunan liar yang berdiri di atas kali itu. Keberadaan bangunan tersebut, kata Fahmi, sudah berdiri sejak puluhan tahun yang lalu.

“Kita berharap pemerintah melakukan tindakan tegas untuk menertibkan bangunan itu. Kami pribumi mendukung itu, pemerintah ga perlu takut. Karena bangunan-bangunan itu hanya 10% pribumi, dan 90% pendatang. Pribumi di sini juga siap angkat kaki, jika memang untuk kepentingan masyarakat banyak,” tegasnya.

Terpisah, Lurah Batuceper, Kecamatan Batuceper, Kota Tangerang, H. Edi mengaku bahwa kali yang mengalir di Jalan Halim Perdana Kusuma tersebut memang masuk ke dalam wilayahnya. Namun, bangunan-bangunan yang berdiri di atas kali itu masuk ke dalam wilayah Kelurahan Kebon-Besar.

“Iya benar, kali itu masuk wilayah saya, tapi bangunannya masuk wilayah kebon-besar,” kata Edi, di ruangnya, Selasa (25/9).

“Beberapa warga saya memang terdampak banjir karena luapan di kali itu. Solusi yang kami harapkan adalah agar pemerintah dapat melakukan normalisasi di wilayah tersebut,” lanjutnya.

Sebagai lurah, ia telah berupaya dengan memberikan himbauan tertulis kepada seluruh warga untuk mengantisipasi banjir, karena akan datang musim penghujan. Dirinya juga menghimbau agar warga melaksanakan kerja bakti secara intensif dengan membersihkan saluran air atau drainase, dan melakukan pelaksanaan 3 M (menutup, menguras dan mengubur).

“Saya sudah menghimbau terkait antisipasi banjir. Harapan kita itu ada intervensi dari kota (instansi terkait) untuk kembalikan wilayah kami menjadi wilayah hijau. Tapi kita kan tidak ada wewenang, cuma memberi himbauan saja,” tandasnya. (Helmi)

Tinggalkan Balasan