Uang Elektronik, Kebutuhan Utama Warga Kota

Uang Elektronok
Ilustrasi: Karyawan Bank Indonesia Cirebon menjelaskan kepada pelaku UMKM tentang aplikasi uang elektronik di Desa Kenanga, Indramayu, Jawa Barat, Jumat (24/7/2020) ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/wsj

Lebih lanjut dalam transaksi digital, inovasi platform e-money juga banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang ini.

Banyak di antara mereka yang berinisiatif membuat platform e-money untuk bertransaksi digital di segmen komunitas.

Fello yang dirilis perusahaan biller aggregator sejak 2004 misalnya, melakukan terobosan solutif dengan meluncurkan platform e-money, untuk memberikan kemudahan bertransaksi bagi komunitas.

Tak bisa dipungkiri, perkembangan bisnis yang begitu dinamis turut membawa perubahan pada komunitas. Kini, komunitas tak hanya menjadi tempat berkumpul dan mengekspresikan kesamaan saja, melainkan telah bertransformasi sebagai peluang bisnis yang menggiurkan.

Timbulnya tren tersebut, mendorong komunitas untuk berinovasi dalam memaksimalkan potensi ekonomi yang ada. Namun sayangnya, tak semua komunitas memiliki waktu cukup untuk mengorganisasikan hal-hal teknis sehubungan dengan aktivitas mereka.

Alhasil, lantaran kesibukan pengurus dan anggotanya, beberapa hal seperti iuran anggota komunitas dan aktivitas keuangan lainnya mengalami kendala.

Ditambah dengan berlangsungnya masa pandemi, maka komunitas didorong untuk terbiasa dengan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) dalam melakukan kegiatannya. Mengurangi kontak dengan orang lain menjadi salah satu poin penting untuk diperhatikan, termasuk dalam hal bertransaksi keuangan secara digital yang saat ini sudah menjadi kenormalan baru.

Advisor fintech, Setiawan Adhiputro telah memiliki jam terbang tinggi di industri pembayaran digital misalnya, berupaya mengembangkan Fello sebagai tren baru dalam bisnis transaksi digital berbasis komunitas.

Strategi Elektronik

Jebolan Kartuku, GOJEK dan OVO, yang biasa dipanggil Wawan itu mengaku optimistis dapat mengembangkan Fello sebagai pemain utama di bisnis ini dan memberikan kontribusi terhadap adopsi pembayaran digital pada berbagai komunitas.

Strateginya, menurut Wawan, selain aktif bermitra dengan komunitas existing yang unbankable, namun memiliki pasar luas seperti RT-RW, perumahan, dan apartemen, alumni sekolah, pramuka hingga UMKM seperti Gemawira  (Gerakan Masyarakat Wirausaha). Pihaknya juga akan mengoptimalkan potensi pasar komunitas PPOB (Payment Point Online Bank) yang telah dibangun selama ini.

“Ada lebih dari 100 ribu jaringan komunitas mitra PPOB, penjual pulsa hingga loket pembayaran. Kita menargetkan setidaknya 10 hingga 20 persen pengguna bisa didapatkan dari sana,” ujar Wawan.

Wawan menjelaskan perusahaannya akan menggandeng beragam komunitas dengan maksimal. “Kami menargetkan sedikitnya 10 komunitas bakal menjadi mitra sampai akhir tahun ini. Kami akan menjembatani semua anggota komunitas untuk mempermudah transaksi,” kata Wawan.

Sebagai e-money berbasis komunitas, layanan yang diberikan akan memiliki beragam fitur menarik yang dirancang khusus sesuai dengan kebutuhan komunitas. Dengan mengakses layanan itu, anggota komunitas tak perlu khawatir lagi dalam melakukan transfer atau bayar iuran karena prosesnya yang begitu cepat, mudah serta aman.

Selain itu layanan juga memberikan benefit bisnis di setiap transaksi dalam bentuk sharing admin yang akan diperoleh dari berbagai transaksi seperti pulsa, token listrik dan BPJS kesehatan. Saat ini Fello bisa diunduh secara gratis melalui aplikasi Playstore.

Fakta ini membuktikan bahwa dunia telah bekerja secara virtual termasuk dalam hal transaksi keuangan. Seseorang akan mengenang kebiasaan menghitung uang dan menyimpannya dalam dompet alih-alih memencet tombol digital atau menggeser kartu saat bertransaksi.

Tinggalkan Balasan