Tolak Perkebunan Sawit, DPD GMNI Sulut Gelar FGD dengan Akademisi

DPD GMNI Sulut
FGD DPD GMNI Sulut (Foto - Istimewa)

Manado, Semartara.News – DPD GMNI Sulawesi Utara (Sulut) melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema Ekspansi Perkebunan Sawit di Kabupaten Bolaang Mongondow, di Cafe Bahug Coffee & Food, Jumat (11/06/2021).

Turut hadir sebagai pemateri, yakni Prof. Dr. Zetly Tamod, M.Si dan Dr. Drs. Antonius Purwanto, MA.

Dalam diskusi tersebut, Prof.Dr. Zetly Tamod M.Si menyampaikan, GMNI harus menjadi pemenang, jangan menjadi pecundang. Menurutnya, GMNI harus mampu memecahkan masalah dari akarnya, solusinya DPD GMNI Sulawesi Utara harus mengadvokasi pada titik regulasi atau mengkritik sebuah kebijakan yang tidak pro akan rakyat.

Sedangkan pemateri kedua melihat dari kacamata sosiologis. Menurut Dr. Antonius Purwanto, MA masalah sawit di Lolak, mempengaruhi Sosio kultural masyarakat setempat karena profesi masyarakat akan beralih ke masyarakat petani mono-kultural dan menjadi buruh dalam perusahaan sawit.

FGD yang dilaksanakan DPD GMNI Sulut ini, bertujuan untuk mengelola data yang ada di lapangan untuk melakukan pendampingan lebih lanjut mengenai masalah Ekspansi Perkebunan Sawit di Bolaang Mongondow yang sebelumnya telah memicu protes dari para petani penggarapan, aktivis lingkungan, dan aliansi mahasiswa. Maka, DPD GMNI Sulawesi Utara mempunyai komitmen untuk menjadi mitra perjuangan rakyat yang mengalami marginalisasi.

“Sebelum dibuatnya FGD ini, badan Riset DPD GMNI Sulawesi Utara telah melakukan observasi masalah di lapangan untuk melihat dan berdiskusi dengan masyarakat terdampak sawit di Lolak kabupaten Bolaang Mongondow. Jadi FGD yang dilakukan DPD GMNI Sulawesi Utara bertujuan untuk menghimpun gagasan intelektual akademisi dalam menghadapi ekspansi perkebunan sawit di Lolak,” ujar Taufik Poli yang mewakili Badan Riset dan Media Center DPD GMNI Sulut Bidang kajian kebijakan Pemerintah kepada wartawan.

Di tempat yang sama, Ketua DPD GMNI Sulut, Vrenky Muluwere menilai bahwa forum FGD telah menjadi forum ilmiah dengan menghadirkan kedua pembicara yang kompeten pada bidang masing-masing.

“Perlu diingat bahwa perjuangan belum selesai di atas meja statis ini,” tutup Vrenky.

Dalam pantauan media, kegiatan tersebut telah mengikuti aturan Prokes Covid-19, seperti wajib memakai masker, menjaga jarak dan menggunakan hand sanitizer. (Herald)

Dikutip dari sulawesion.com

Tinggalkan Balasan