Tingkatkan SDM Unggul, Tangsel Siapkan Program PPG bagi 411 Guru

KOTA TANGSEL | TD – Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menggelar Workshop Guru Profesional dan Penguatan Kebangsaan sekaligus penandatanganan perjanjian kerja sama di Ruang Blandongan, Puspemkot Tangsel, pada Jumat 26 September 2025. Wakil Wali Kota Tangsel, Pilar Saga Ichsan, memberikan apresiasi kepada para guru Pendidikan Agama Islam (PAI) yang dinilai berperan besar dalam membentuk sumber daya manusia (SDM) unggul di Tangsel. Menurutnya, kualitas pendidikan sangat bergantung pada profesionalisme dan kompetensi guru. "Tangsel tidak punya gunung, laut, atau tambang. Tapi kita punya SDM unggul. SDM inilah yang membangun kota ini. Kuncinya ada pada guru. Bila gurunya sejahtera, profesional, disertifikasi, dan dilatih, Insya Allah SDM Tangsel akan lebih unggul dari daerah lain," kata Pilar. Pilar juga menambahkan, perjalanan pribadinya hingga bisa menjadi Wakil Wali Kota di usia muda tidak lepas dari peran para guru, khususnya guru agama yang sejak kecil menanamkan nilai spiritual dan karakter. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangsel, Deden Deni, menegaskan komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas guru PAI. Salah satunya dengan mendorong percepatan program sertifikasi melalui kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. "Pemkot Tangsel telah mengalokasikan anggaran untuk mendukung Pendidikan Profesi Guru (PPG) PAI agar pemenuhan guru bersertifikat pendidik dapat segera terwujud. Ini sejalan dengan upaya kita meningkatkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) pendidikan dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tangsel," ujar Deden. Ia mengungkapkan bahwa program ini sejalan dengan kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengenai kualifikasi dan sertifikasi guru. "Jumlah pendidik di Tangsel saat ini mencapai 14.146 orang. Dari jumlah tersebut, masih ada 9.840 guru yang belum memiliki sertifikat pendidik, dan 2.462 guru belum memiliki kualifikasi minimal S1. Padahal sesuai regulasi, guru wajib memiliki kualifikasi S1/D4 dan sertifikat pendidik," katanya Untuk menjawab tantangan tersebut, Pemkot Tangsel telah menyiapkan anggaran pada Tahun Akademik 2025/2026 guna mendanai PPG bagi guru yang belum memenuhi persyaratan. Adapun jumlah peserta tahun ini mencapai 411 guru, terdiri dari 140 guru TK, 220 guru SD, dan 51 guru SMP. "Kerja sama ini adalah bukti nyata keseriusan Pemkot Tangsel dalam mendukung kebijakan pemerintah pusat sekaligus mendorong percepatan pemenuhan guru bersertifikat pendidik. Dengan begitu, pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan dan peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tangsel bisa segera terwujud,” ujarnya. Selain PPG, lanjut Deden, Pemkot Tangsel juga menyiapkan program peningkatan kompetensi bagi guru yang belum memenuhi kualifikasi S1. Ia berharap program ini dapat berjalan lebih cepat, merata, dan berkelanjutan. "Kami ingin semakin banyak guru yang bersemangat mengikuti PPG. Harapannya, guru Tangsel bisa lebih profesional, menjadi teladan, serta mampu mencetak generasi penerus yang berkarakter, berakhlak mulia, dan berdaya saing tinggi," tutur Deden. Sementara itu, Ketua DPD AGPAII Kota Tangsel, Budi Mulia, menyebutkan bahwa perjuangan memperjuangkan sertifikasi guru PAI telah melalui proses panjang. Menurutnya, kerja sama dengan Pemkot Tangsel menjadi momentum penting dalam melahirkan guru profesional dan berkarakter. "Alhamdulillah melalui dukungan berbagai pihak, reformasi PPG kini terwujud. Ini bukan perjuangan satu atau dua orang, tetapi perjuangan bersama agar guru PAI menjadi profesional, teladan, dan mampu mencerdaskan kehidupan bangsa," ungkap Budi. (Idris Ibrahim)
Wakil Wali Kota Tangsel, Pilar Saga Ichsan, bersama Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangsel, Deden Deni, serta Ketua DPD AGPAII Kota Tangsel, Budi Mulia, usai penandatanganan perjanjian kerja sama dalam Workshop Guru Profesional dan Penguatan Kebangsaan di Puspemkot Tangsel.(Foto: Ist)

Kota Tangsel, Semartara.News — Pemkot Tangerang Selatan (Tangsel) menyelenggarakan Workshop Pengembangan Guru Profesional sekaligus Penguatan Semangat Kebangsaan, beserta ritual penandatanganan kesepakatan kerjasama, di Ruang Blandongan, Pusat Pemerintahan Kota Tangsel, pada Jumat 26 September 2025.

Wakil Wali Kota Tangsel, Pilar Saga Ichsan, menyampaikan rasa kagumnya terhadap para pendidik Pendidikan Agama Islam (PAI) yang memiliki kontribusi signifikan dalam mencetak sumber daya manusia (SDM) berkualitas di Tangsel. Ia menilai bahwa standar pendidikan sangat dipengaruhi oleh tingkat keahlian dan dedikasi guru.

“Tangsel tidak diberkahi dengan sumber daya alam seperti pegunungan, lautan, atau cadangan mineral. Namun, kekuatan kami ada pada SDM andal yang mendorong pertumbuhan kota ini. Elemen kunci suksesnya adalah guru. Jika pendidik tersebut makmur, ahli, bersertifikat, dan rutin ditingkatkan kemampuannya, Insya Allah SDM Tangsel akan mendahului wilayah-wilayah sekitar,” tegas Pilar.

Ia juga berbagi pengalaman hidupnya, bahwa perjalanan kariernya hingga menjabat sebagai Wakil Wali Kota di usia muda tak terpisahkan dari pengaruh para guru, terutama pendidik agama yang sejak masa kecil membentuk fondasi spiritual dan etika dirinya.

Deden Deni, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangsel, menegaskan dedikasi pemerintah daerah untuk memperbaiki mutu guru PAI. Salah satu inisiatif utama adalah mempercepat program Pendidikan Profesi Guru (PPG) melalui sinergi dengan berbagai institusi, termasuk UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

“Pemkot Tangsel telah menyediakan dana khusus untuk membiayai PPG bagi guru PAI, sehingga target pemenuhan tenaga pendidik bersertifikat bisa tercapai tanpa penundaan. Upaya ini selaras dengan strategi peningkatan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di bidang pendidikan serta penguatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tangsel,” katanya.

Deden mengungkapkan bahwa inisiatif ini mendukung arahan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terkait standar kualifikasi dan sertifikasi pendidik.

“Saat ini, total guru di Tangsel berjumlah 14.146 orang. Namun, sebanyak 9.840 di antaranya belum memegang sertifikat pendidik, sementara 2.462 guru lain belum mencapai kualifikasi minimal S1. Padahal, aturan mengharuskan guru memiliki gelar S1/D4 beserta sertifikat pendidik,” lanjutnya.

Guna mengatasi isu tersebut, Pemkot Tangsel telah menganggarkan dana untuk Tahun Akademik 2025/2026 demi mendanai PPG bagi guru yang belum memenuhi syarat. Pada tahun ini, sebanyak 411 guru akan mengikuti program, yakni 140 dari tingkat TK, 220 dari SD, dan 51 dari SMP.

“Sinergi ini menjadi bukti konkret keseriusan Pemkot Tangsel dalam menunjang kebijakan nasional, sekaligus mempercepat pemenuhan guru bersertifikat. Dengan demikian, target SPM Pendidikan dan peningkatan IPM Tangsel dapat segera direalisasikan,” tambahnya.

Selain PPG, Deden menyebutkan bahwa Pemkot juga merancang program pengembangan keterampilan untuk guru yang belum memenuhi syarat S1. Ia berharap inisiatif ini bisa berlangsung lebih efisien, inklusif, dan berkesinambungan.

“Kami mendorong lebih banyak guru untuk antusias mengikuti PPG. Diharapkan, pendidik di Tangsel semakin kompeten, menjadi panutan, serta mampu membentuk generasi muda yang beretika, bermoral luhur, dan siap bersaing di tingkat global,” harap Deden.

Budi Mulia, Ketua DPD AGPAII Kota Tangsel, mengisahkan bahwa upaya merealisasikan sertifikasi guru PAI telah menempuh perjalanan yang berliku dan panjang. Baginya, kolaborasi dengan Pemkot menjadi titik balik penting untuk menghasilkan pendidik yang handal dan berintegritas.

“Alhamdulillah, berkat bantuan dari berbagai pihak, perubahan dalam PPG kini terwujud. Ini bukan hasil kerja satu atau dua individu, melainkan usaha kolektif agar guru PAI menjadi ahli, teladan, dan pilar utama dalam memajukan pendidikan nasional,” ungkap Budi. (Idris Ibrahim)

Tinggalkan Balasan