SEMARTARA, Lebak (30/1) – Warga Baduy Luar mengaku bahwa warga memang merasakan getaran saat gempa terjadi. Namun tak ada satupun rumah warga yang roboh akibat guncangan. Menurut Mursyid, warga Baduy Luar, rumah warga Baduy memang sudah dirancang tahan terhadap guncangan gempa.
“Rumah warga Baduy memang dirancang untuk tahan guncangan gempa,” ujar Mursyid kepada semartara.com.
Lebih lanju Mursyid mengatakan rumah panggung warga Baduyu yang anti gempa ini tiangnya kayu, dan pake paseuk (pasak-red) sebagai penahannya biar kuat.
“Biar goyang ngikutin,” katanya.
Hal itulah, kata Mursyid yang membuat tak ada satupun rumah warga Suku Baduy yang rusak saat terjadi gempa berkekuatan 6,1 SR di Kabupaten Lebak, pada Selasa (23/1/2018) lalu.
Jaro Saija, atau kepala desa khusus adat Baduy menambahkan, dalam sejarah adat, meskipun ada gempa bumi tak pernah ada rumah adat yang ambruk. Hal ini menurut Jaro Sija, selain ada mantra, teknologi adat, juga ada penanggalan waktu untuk membuat rumah. “Semuanya ada perhitungannya,” ujarnya.
Untuk diketahui, pada saat ini, di tanah ulayat Baduy ada 12 ribu jiwa yang tersebar di 65 kampung. Tiga kampung masuk wilayah Baduy Dalam yakni Kampung Cibeo, Cikeusik, dan Cikartawana. (Ynk)